Kabupaten Barito Selatan melakukan kunjungan ke Universitas Gadjah Mada. Kunjungan yang dipimpin Pj Bupati Barito Selatan, Dr. H. Deddy Winarwan, M.Si., diterima Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., di ruang Rektor UGM, Jumat (2/2). Dalam kunjungan ini kedua belah pihak membicarakan kemungkinan penjajakan kerja sama di bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kemungkinan kerja sama lainnya.
Pj Bupati Barito Selatan, Deddy Winarwan, mengatakan dengan luas wilayah 6.267, 087 km2 dan jumlah penduduk 133.916, Kabupaten Barito Selatan memiliki tantangan dalam melaksanakan pembangunan. Permasalahan keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya penguasaan iptek dan kompetensi menjadi permasalahan-permasalahan yang mendesak untuk diatasi.
“Ada 8 program kerja yang saat ini kita laksanakan dan paling kita butuhkan adalah perbaikan kualitas SDM dan perbaikan pelayanan publik baik kesehatan, pendidikan maupun pekerjaan umum dan lain-lain,” katanya.
Memiliki 6 kecamatan, 7 kelurahan dan 86 desa, Kabupaten Barito Selatan merupakan wilayah yang dianugerahi sumber daya alam yang beraneka ragam. Disamping penghasil komoditas rotan, Kabupaten Barito Selatan juga sebagai wilayah penghasil karet, batu bara, sawit, nanas, pohong, jagung dan lain-lain.
“Kita juga memiliki anggrek hitam. Jenis angggrek ini merupakan anggrek langka dan mahal. Satu tangkai bunga anggrek hitam di Singapura dihargai 8 juta rupiah. Karena itu kita terbuka pada UGM, monggo jika mau melakukan penelitian dan penangkaran agar tidak punah,” terang bupati.
Secara khusus pj Bupati dalam kesempatan ini menyampaikan layanan kesehatan yang kurang dan tidak merata di wilayah Kabupaten Barito Selatan. Untuk beberapa wilayah yang sangat jauh, ia menyampaikan untuk layanan kesehatan memakan ongkos yang tidak sedikit.
Bahkan ada beberapa daerah tidak memiliki dokter umum, minim perawat dan bidan. Dia menyampaikan Kabupaten Barito Selatan saat ini kekurangan 56 dokter, sementara ia menyadari untuk mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kesehatan ini perlu proses yang panjang.
“Ini yang kami sampaikan masih kurang dokter umum, belum lagi yang spesialis. Saat ini ada 8 dokter spesialis, 171 bidan, 322 perawat, tapi riil ini pastinya masih kurang dibanding luas wilayah dan penduduk yang kami miliki,” paparnya.
Oleh karena itu, ia sangat berharap terjalin kerja sama dengan UGM untuk menyiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan mendukung pembangunan dan pelayanan di Kabupaten Barito Selatan. Pj Bupati pun membuka bagi mahasiswa-mahasiswa UGM yang akan melaksakan KKN untuk pengabdian di Kabupaten Barito Selatan.
“Jika mau mengadakan KKN tematik monggo, guru-guru besar mau melakukan penelitian monggo karena kita memiliki flora fauna yang bermacam-macam. Mudah-mudahan berkenan nggih untuk bekerja sama di semua sektor yang mungkin bisa dilakukan bersama,” imbuhnya.
Wening Udasmoro menyambut baik keinginan dan harapan pemerintah Kabupaten Barito Selatan dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber saya manusia melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Hal ini sesuai Renstra baru UGM 2022-2027 yang salah satu pilarnya adalah mengenai inklusi dimana UGM dinilai memiliki banyak mahasiswa berasal dari Jawa, JawaTimur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Bahkan DKI dan Jogjakarta disebut sangat dominan, dan UGM sebenarnya tidak menginginkan seperti itu. UGM dengan Renstra yang baru menginginkan mahasiswa berasal dari seluruh penjuru tanah air atau dari seluruh Indonesia. Karenanya UGM memberi porsi bagi mahasiswa-mahasiswa dari luar Jawa dengan program afirmasi.
“Untuk program afirmasi ini UGM sudah bekerja sama dengan NTT, Riau, dan Bengkulu. Seperti Bengkulu terkait program ini mereka membuat grant mahasiswa yang masuk ke program afirmasi adalah mereka-mereka yang saat SMA pernah menjadi ketua OSIS. Setiap tahunnya dari Bengkulu mengirim 10 nama,” ungkapnya.
Menyangkut laboratorium lapangan, Wening menyebut bisa dalam bentuk KKN. UGM berharap bisa melakukan hal sama untuk pemberdayaan masyarakat di daerah Kabupaten Barito Selatan sebagaimana yang pernah dilakukan di Bengkulu. Terutama untuk daerah-daerah yang dinilai terisolir.
“Terima kasih semoga kita dapat mendiskusikan banyak hal, apa saja yang bisa dikerjasamakan sehingga ada kontribusi dari kita semua mendidik generasi-generasi muda penerus agar betul-betul menjadi betul-betul membangun Indonesia dimanapun mereka berada di seluruh wilayah tanah air. Saya kira program afirmasi untuk mahasiswa baru ini harus dimulai dengan melakukan PKS terlebih dahulu,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Fotografer : Firsto