
Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan dari Bupati Pati, Sudewo, S.T., M.T, pada Senin (16/6) di Gedung Pusat UGM. Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Bupati diterima langsung oleh Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., bersama Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. dr. Rustamadji, M.Kes., serta Prof. Dr. Abdul Rohman, S.F., M.Si., Apt., dosen Fakultas Farmasi UGM yang juga merupakan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Dalam dialog yang berlangsung hangat, Bupati Sudewo menyampaikan inisiatif strategis Pemerintah Kabupaten Pati dalam mendukung pendidikan, salah satunya adalah program pra-university yang ditujukan bagi lulusan SMA. Program ini mencakup sosialisasi perguruan tinggi, pemetaan minat dan bakat siswa, serta pembekalan akademik dengan menghadirkan mentor profesional. Seluruh kegiatan ini diberikan secara gratis tanpa menggunakan dana APBD, melainkan memanfaatkan dana CSR dari Bank Jateng, industri lokal, dan Baznas setempat. “Kalau UGM punya program seperti ini, kami titip anak-anak Pati untuk ikut serta,” ujar Bupati dengan penuh harap.
Dalam kesempatan yang sama, penerjunan mahasiswa UGM dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga menjadi topik utama yang dibahas. Direncanakan, sebanyak lebih dari 150 mahasiswa UGM akan diterjunkan ke Kabupaten Pati pada 23 Juni mendatang berkolaborasi dengan mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor dan universitas lokal. Bupati menyampaikan keinginannya agar kegiatan KKN periode selanjutnya bisa dikembangkan secara tematik, tidak hanya terbatas pada sektor pendidikan, tetapi juga mencakup bidang pariwisata, perikanan, dan peternakan. Ia menekankan bahwa pemanfaatan potensi lokal harus dikelola secara terintegrasi dan melibatkan mahasiswa sebagai agen perubahan di tengah masyarakat.
Wakil Rektor UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si merespons positif ajakan tersebut dan menegaskan bahwa UGM siap menjadi mitra strategis pemerintah daerah. Menurutnya, pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu mandat utama universitas yang harus dilakukan secara kolaboratif dan berdampak nyata. Ia juga menekankan pentingnya pendekatan yang adaptif terhadap kebutuhan lokal dalam setiap program KKN yang dijalankan. “Sinergi ini adalah wujud tanggung jawab universitas kepada bangsa. Kami siap hadir dan belajar dari masyarakat Pati, sekaligus menghadirkan inovasi yang solutif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arie menambahkan bahwa penguatan peran mahasiswa di masyarakat perlu diarahkan pada transformasi sosial yang berkelanjutan. Ia menilai bahwa KKN bukan sekadar rutinitas akademik melainkan wahana penting dalam membangun empati sosial, kepemimpinan, dan kepekaan terhadap persoalan akar rumput. Ia berharap kehadiran mahasiswa di Pati nantinya akan memberi dampak jangka panjang baik bagi masyarakat maupun pembentukan karakter mahasiswa sendiri. “UGM akan terus mendorong agar mahasiswa tidak hanya turun ke lapangan, tetapi juga mampu menjadi pemantik perubahan. Dengan begitu, pengabdian menjadi bagian dari proses pembelajaran yang utuh,” jelasnya.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. dr. Rustamadji, menyampaikan bahwa UGM tengah mengembangkan model KKN yang berbasis pengukuran dampak dan keberlanjutan. Dalam pelaksanaan KKN mendatang, UGM akan melibatkan mahasiswa dari Fakultas Psikologi untuk melakukan asesmen pre dan post program, khususnya dalam aspek pembangunan karakter dan perubahan sosial. Pendekatan ini juga akan membantu UGM dalam menyusun desain program yang lebih responsif di masa mendatang. “Kami ingin program ini tidak hanya selesai dalam waktu dua bulan, tetapi memiliki dampak jangka panjang yang bisa diukur dan ditindaklanjuti,” katanya.
Di bidang pariwisata, Bupati menyoroti potensi besar Kabupaten Pati yang belum tergarap secara optimal. Ia menyebut beberapa kekayaan lokal seperti keberadaan Jeruk Pamelo, kopi Jollong, serta keberadaan bendungan yang berseberangan dengan makam Sunan Muria sebagai wisata religi. Potensi tersebut, menurutnya, bisa menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat jika dikelola dengan pendekatan berbasis riset dan kebudayaan. “Kami berharap UGM bisa melakukan kajian yang membantu memetakan strategi pengembangan pariwisata kami agar lebih berdaya saing,” harapnya.
Dalam audiensi tersebut, Bupati juga menyampaikan gagasannya mengenai pengembangan laboratorium perikanan di Kabupaten Pati. Menurutnya, Pati merupakan daerah penghasil garam terbesar kedua di Indonesia, serta berada di peringkat pertama di Jawa Tengah untuk produksi perikanan budidaya dan tangkap. Dukungan riset dari UGM, menurutnya, akan sangat krusial dalam penguatan teknologi dan inovasi sektor kelautan dan perikanan. “Kami berharap UGM bisa hadir tidak hanya sebagai mitra akademik, tetapi juga mitra strategis dalam transformasi sektor unggulan daerah,” imbuhnya.
Sementara itu, Prof. Abdul Rohman menyoroti perlunya pendampingan sertifikasi halal bagi UMKM kuliner di Pati. Ia menyebut bahwa potensi produk makanan lokal seperti nasi gandul, kepala manyung, dan bandeng presto perlu diperkuat dengan legalitas halal agar mampu menembus pasar yang lebih luas. Sebagai akademisi dan putra daerah, ia juga menyatakan kesiapan untuk turut mengawal upaya ini melalui jejaring riset dan pengabdian UGM. “Banyak pelaku UMKM yang sebenarnya siap berkembang, tapi belum tahu bagaimana proses sertifikasi halal dilakukan. Ini celah yang bisa diisi oleh perguruan tinggi,” terangnya.
Menutup audiensi, Abdul Rohman menyampaikan harapannya agar kolaborasi antara UGM dan Pemerintah Kabupaten Pati dapat terus diperluas, tidak hanya dalam KKN, tetapi juga pada aspek pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas SDM. Ia juga menekankan pentingnya membangun jejaring yang solid antara pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat. “Sebagai orang Pati, saya merasa tergerak untuk berkontribusi. Ini saatnya ilmu pengetahuan kembali ke akar, untuk membangun daerah asal dengan pendekatan yang ilmiah dan partisipatif,” tutupnya.
Audiensi ini memperlihatkan komitmen bersama dalam membangun daerah melalui pendekatan berbasis pengetahuan. UGM dan Pemerintah Kabupaten Pati menunjukkan bahwa sinergi lintas sektor adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan semangat kerakyatan, kemandirian, dan keberlanjutan, kolaborasi ini diharapkan mampu menjadi model pengabdian yang inspiratif bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Ke depan, kedua pihak berkomitmen untuk terus memperluas ruang kolaborasi di berbagai sektor strategis. Harapannya, kerja sama ini tidak hanya berhenti pada program tetapi berlanjut menjadi gerakan kolektif untuk kemajuan bangsa.
Penulis. : Triya Andriyani
Foto : Firsto