Komatsu Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi alat berat yang dijual di dalam dan luar negeri ingin memperluas bidang kerja sama di bidang pendidikan dan riset dengan Universitas Gadjah Mada. Kerja sama tersebut meliputi kegiatan pengembangan SDM, pemberian beasiswa, join riset dan mengenalkan perusahaan alat berat di kalangan mahasiswa. Hal itu mengemuka dalam kunjungan Presiden Direktur Komatsu Indonesia, Jamaludin, dan Direktur Komatsu Indonesia, Risdhianto Budi Irawan, ke Kampus UGM, Rabu (29/11). Dalam kunjungan tersebut, tim rombongan dari Komatsu diterima langsung oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM Prof. Dr. Wening Udasmoro, Dekan Fakultas Teknik, Prof. Selo dan Dekan Fakultas Psikologi, Dr. Rahmat Hidayat.
Jamaludin mengatakan Komatsu ingin memperluas cakupan kerja sama dengan banyak perguruan tinggi. Dengan pihak UGM, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Fakultas Teknik, Sekolah Vokasi dan Fakultas Psikologi sejak tahun 2015 lalu. “Kerja sama tersebut dalam bentuk pemberian kuliah umum, program pemberian beasiswa, MBKM, konsultasi teknis, dan magang kerja mahasiswa,” ujarnya.
Sebagai perusahaan alat berat, kata Jamaludin, produk alat berat produksi Komatsu Indonesia berupa bulldozer, motor grader, dump truk, dan eskavator, sudah diekspor ke berbagai negara. Berbagai produk alat berat ini dibuat dan didesain oleh orang Indonesia dengan komponen lokal sebanyak 46 persen.”Karenanya kita ingin memperkenalkan perusahaan manufaktur alat berat di lingkungan kampus,” katanya.
Direktur Komatsu Indonesia, Risdhianto Budi Irawan, menuturkan pabrik pembuatan alat berat Komatsu sudah berlangsung sejak era 1990-an, bahkan negara India dan Thailand banyak belajar dengan pabrik alat berat Komatsu di Indonesia. “India dan Thailand belajar alat berat dari kita, itulah kenapa dipertahankan training center di Indonesia,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, mengajak Komatsu Indonesia untuk memperkenalkan bisnis dan teknologi manufaktur alat berat di kalangan mahasiswa agar menambah wawasan mereka sehingga tertarik meniti karier di perusahaan manufaktur alat berat. Ia juga mengusulkan agar kesempatan mahasiswa untuk magang kerja di Komatsu juga diperbanyak. “Kita ingin nantiya mahasiswa mengetahui dan mengenal sejak dini pekerjaan di lapangan,” ujarnya.
Dekan Fakultas Teknik, Prof Selo, mengatakan bentuk kerja sama di bidang pendidikan yang bisa digarap antara Komatsu Indonesia dengan Fakultas Teknik UGM memberikan kesempatan staf Komatsu menempuh pendidikan S2 dan S3 dengan model program beasiswa berbasis riset. “Misalnya mahasiswa doktor mengerjakan topik riset dari hasil pekerjaannya di tempat ia bekerja,” ujarnya.
Sementara Dekan Fakultas Psikologi, Rahmat Hidayat, mengatakan Fakultas Psikologi dan Komatsu bisa membuka peluang kerja sama untuk deteksi dini kesehatan mental karyawan sehingga bisa mendorong produktivitas di tempat kerja. “Kita bisa mengetahui akumulasi stres bisa berasal di tempat kerja atau berasal dari rumah yang dibawa ke tempat kerja,” ujarnya.
Atas usulan ini, Jamaludin sepakat bahwa kerja sama pengembangan SDM Komatsu dan mendorong peningkatan loyalitas kerja para insinyur. “Kesetiaan pada organisasi itu sangat penting, melihat kondisi di tempat kita, tahun ketiga atau tahun ketujuh banyak insinyur memilih keluar atau pindah,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto. : Firsto