
Universitas Gadjah Mada dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sepakat memperluas kerja sama dalam pengembangan Kompetensi, Penelitian, dan Sosialisasi terkait fungsi, tugas, dan wewenang LPS serta meningkatkan akses pendidikan bagi calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Kesepakatan kerja sama tersebut termuat dalam penandatanganan nota kesepahaman bersama yang berlangsung di Ruang Tamu Rektor, Gedung Pusat UGM, Senin (20/10).
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menyampaikan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat terus memberi manfaat bagi pengembangan tridarma perguruan tinggi. Kerja sama antara UGM dan LPS telah berlangsung hampir satu dekade dan menunjukkan hasil konkret dalam bidang pendidikan, riset, dan pengabdian. Melalui perjanjian baru ini, kedua pihak sepakat memperluas kolaborasi yang mencakup pengembangan kompetensi mahasiswa dan dosen, pendanaan riset, serta sosialisasi literasi keuangan. “Sejak 2016 kami telah bekerja sama dalam banyak hal, mulai dari program magang, visiting scholar, hingga dukungan penelitian dan pendanaan bagi mahasiswa,” tutur Rektor.
Kelanjutan ruang lingkup kerja sama mencakup enam bidang utama, yaitu pengembangan kompetensi mahasiswa melalui kegiatan magang, peningkatan kapasitas dosen lewat program visiting scholar, serta pendanaan penelitian di bidang perbankan, keuangan, asuransi, dan stabilitas sistem keuangan. Selain itu, LPS juga mendukung pendanaan untuk skripsi, tesis, dan disertasi di bidang terkait serta penyelenggaraan sosialisasi mengenai fungsi dan peran LPS. “Kami berkomitmen untuk membuka ruang lebih luas bagi kolaborasi yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan praktik keuangan yang sehat,” kata Rektor.
Dalam kesempatan tersebut, Ova turut menyinggung tantangan yang dihadapi UGM dalam menjaga akses pendidikan bagi mahasiswa kurang mampu. Ia menyampaikan bahwa efisiensi anggaran menyebabkan kuota penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) dari pemerintah menurun hingga 50 persen. Kondisi ini mendorong UGM untuk mencari alternatif pendanaan agar kesempatan belajar tetap terbuka luas bagi semua kalangan. “Kami berupaya menjalin kerja sama strategis agar mahasiswa dari keluarga kurang mampu tetap bisa menempuh pendidikan tanpa hambatan finansial,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Komisioner LPS, Prof. Anggito Abimanyu, menyampaikan komitmen lembaganya untuk mendukung upaya UGM melalui program pemberdayaan dan peningkatan akses pendidikan tinggi. LPS akan menyalurkan sebagian alokasi tanggung jawab sosialnya untuk memperluas kesempatan belajar bagi mahasiswa. “Kami ingin dana yang kami kelola dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya melalui dukungan pendidikan dan peningkatan kapasitas di universitas seperti UGM,” ujar Anggito.
Ia menambahkan, LPS juga membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen UGM untuk terlibat dalam kegiatan magang dan pendampingan di bidang resolusi bank serta manajemen risiko. Di sisi lain, LPS juga mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusianya melalui kerja sama pendidikan dengan UGM, khususnya bagi staf yang ingin melanjutkan studi di bidang aktuaria di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). “Kami ingin mengundang mahasiswa, dosen, dan juga pegawai kami untuk berpartisipasi dalam berbagai program bersama agar proses pembelajaran dan pertukaran pengetahuan berjalan dua arah,” jelasnya.
Unit kerja pelaksana PKS ini adalah FMIPA serta Sekolah Vokasi UGM. Kedua unit akan menindaklanjuti kerja sama dalam bentuk program pendidikan, riset, dan pengabdian sesuai bidang keahlian masing-masing. Rektor UGM menegaskan bahwa kemitraan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kontribusi universitas terhadap peningkatan literasi dan stabilitas keuangan nasional.
Kerja sama antara UGM dan LPS mencerminkan semangat kolaborasi antara lembaga pendidikan dan lembaga keuangan negara dalam memperkuat stabilitas ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Kedua institusi berkomitmen menjadikan kemitraan ini sebagai model kolaborasi berkelanjutan yang berdampak bagi pembangunan nasional. “UGM memiliki reputasi akademik yang kuat dan kami melihat banyak potensi sinergi yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas,” pungkas Anggito.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Donnie