
Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Modelling Infectious Diseases in South East Asia (MIDSEA) secara resmi membuka kegiatan MIDSEA Summer School 2025 pada Senin (23/6) di Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi forum ilmiah internasional yang mempertemukan para akademisi, peneliti, dan pemangku kebijakan dari berbagai negara untuk memperkuat kapasitas riset dan kolaborasi dalam bidang pemodelan penyakit menular, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Program ini dirancang untuk mendorong pertukaran pengetahuan, pelatihan bersama, dan pemanfaatan pendekatan berbasis data dalam mendukung kebijakan kesehatan masyarakat.
Dekan FMIPA, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., mengungkapkan bahwa UGM sangat mendukung kolaborasi strategis untuk memperkuat ketahanan kawasan terhadap ancaman penyakit menular melalui pendekatan sains dan data. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memperluas wawasan akademik, tetapi juga menghasilkan kemitraan nyata dalam penanggulangan penyakit menular berbasis pemodelan matematika,” tuturnya.
Ketua Departemen Matematika FMIPA, Dr. Nanang Susyanto, S.Si., M.Sc., M.Act.Sc., turut menekankan pentingnya peran matematika dalam mendukung pengambilan keputusan di bidang kesehatan, saat memberikan sambutan. Ia juga memperkenalkan berbagai program riset dan pendidikan yang tengah dijalankan oleh Departemen Matematika dan berharap terjalin kolaborasi berkelanjutan dengan para peserta. “Kami percaya bahwa pemodelan matematika bukan hanya alat analisis, tetapi fondasi penting dalam merancang kebijakan kesehatan masyarakat yang lebih tangguh dan responsif,” ujarnya.
Perwakilan utama dari inisiatif MIDSEA, Prof. Alex Cook dari National University of Singapore (NUS), turut menyampaikan paparan mengenai visi program ini. Ia menjelaskan bahwa MIDSEA bertujuan membangun jaringan peneliti lintas negara yang menggunakan model matematika sebagai dasar untuk pengambilan keputusan di bidang kesehatan masyarakat. “MIDSEA berupaya membangun jejaring peneliti yang solid dan saling terhubung, dengan menjadikan model matematika sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan kesehatan masyarakat yang lebih efektif di Asia Tenggara,” ungkapnya.
Suasana pembukaan kegiatan Summer School semakin meriah dengan penampilan tari tradisional Gambyong dari Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM yang mencerminkan kekayaan budaya serta keramahtamahan Yogyakarta sebagai tuan rumah. Penampilan para penari yang anggun dan penuh ekspresi mendapat sambutan hangat dari para peserta internasional. Kehadiran unsur seni ini menjadi pengingat bahwa ilmu pengetahuan dan budaya dapat berjalan beriringan dalam membangun kolaborasi global. “Kami ingin memperkenalkan budaya lokal sebagai bagian dari semangat pertukaran pengetahuan lintas negara,” terang Nanang.
Rangkaian kegiatan MIDSEA Summer School 2025 kali ini diisi dengan kegiatan seminar, lokakarya, dan diskusi panel yang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan, diharapkan menjadi wadah pengembangan kapasitas riset yang kokoh dan kolaborasi ilmiah lintas negara yang lebih erat. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya berkelanjutan UGM dalam mendorong inovasi dan solusi berbasis ilmu pengetahuan bagi tantangan kesehatan global di masa depan.
Penulis : Triya Andriyani
Foto. : Fathan Rasyid R/Humas FMIPA