Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama dengan Marine Technology Cooperation Research Centre atau Pusat Penelitian dan Kerjasama Teknologi Kelautan Korea-Indonesia. Penandatanganan kerja sama dalam bidang akademik dan penelitian dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius Susatyo Wijoyo, M.M., dan Direktur Pusat Penelitian dan Kerjasama Teknologi Kelautan Korea-Indonesia, Dr. PARK Hansan, dan Ivonne Milichristi Radjawane, Ph.D, dan disaksikan Dekan Fakultas Geografi, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc dan Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D.
Selain dalam bidang Informasi Geospasial, dalam kerja sama ini keduanya sepakat menjajaki dalam bidang Penginderaan Jauh, Pengelolaan Pesisir, Karbon Biru, dan Ilmu Kelautan serta Perikanan. Keduanya sepakat melakukan berbagai kegiatan bersama diantaranya pertukaran staf/dosen, peneliti, dan mahasiswa, penelitian bersama dan survei lapangan, penyelenggaraan konferensi bersama, seminar, kursus, kuliah, dan simposium, dan pelaksanaan program peningkatan kapasitas, termasuk pengadaan beasiswa dan pelatihan dan lain-lain.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius Susatyo Wijoyo, M.M., menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, dengan kerja sama ini akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan potensi yang dimiliki oleh kedua lembaga.
Sinergi antara UGM dan PPKTK dalam bidang pendidikan, penelitian, dan inovasi diharapkan berdampak pada pembangunan. UGM sudah memiliki pengalaman panjang di bidang penelitian dan bersama PPKTK akan melakukan penelitian bersama terkait potensi batubara di laut dan potensi-potensi kelautan lainnya.
“Bersama kita bisa melakukan penelitian dan publikasi soal blue carbon, pemetaan, biodiversity dan lain-lain, khususnya untuk pencapaian SDGs dan upaya kerja sama ini sangat berpotensi untuk berkontribusi bagi SDGs,” ujar Susatyo, di ruang Multimedia, Gedung Pusat UGM lantai 3, Senin (25/7).
Park Hansan mengungkapkan kekagumannya akan kota Yogyakarta. Yogjakarta merupakan lokasi yang memiliki banyak resources. Memiliki laut Samudera Hindia yang menyimpan potensi untuk penelitian, eksplorasi dan mendukung bagi pembangunan berkelanjutan.
Dia juga menyampaikan UGM adalah universitas terbaik di Indonesia dan selalu masuk rangking 3 top perguruan tinggi di Indonesia. Di tahun 2023 ini, UGM menjadi univesitas terbaik di Indonesia yang memiliki banyak pengajar dan peneliti sehingga memungkinkan melakukan inovasi-inovasi baru.
“Saya sangat berterima kasih dengan kerja sama ini, kita bisa melakukan apa saja, workshop soal blue carbon, geo spasial dan teknologi remote senshing yang harapannya bisa berkontribusi mendukung bagi pencapaian SDGs,” katanya.
Dekan Fakultas Geografi, Danang Sri Hadmoko, menambahkan Fakultas Geografi UGM fokus melakukan penelitian terkait blue carbon dan isu-isu kelautan. Wilayah Indonesia sangat luas, terdiri 30 persen daratan dan 70 persen adalah perairan sungai dan lautan.
Sayangnya hingga kini belum memiliki data yang kuat dan sistem yang bisa memberikan informasi untuk dunia terkait isu blue carbon stock di lautan. Untungnya muncul ide untuk membangun kerja sama ini dengan berdasar pada isu-isu kelautan.
Dia pun menawarkan kajian bersama terhadap isu-isu kelautan dilihat dari sudut pandang teknologi remote sensing yang dimiliki Fakultas Geografi UGM. Ditawarkan pula peran program master yaitu Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai yang bisa dimanfaatkan dalam kerja sama pendidikan dan penelitian.
“Kami berharap kerja sama dengan PPKTK ini membantu menyelesaikan isu-isu kemaritiman yang berkaitan dengan blue carbon dan lain-lain. Saya kira ini sebagai awal dari kerja sama yang dilakukan oleh UGM dan PPKTK,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto