Universitas Gadjah Mada dan Nanyang Technological University (NTU), Singapura, membuka peluang kerja sama dalam meningkatkan peran universitas sebagai pusat inovasi dan riset yang berkolaborasi dengan dunia industri. Hal itu mengemuka dalam pertemuan antara Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Prof. Supriyadi, M.Sc., Ph.D., CMA., CA., Ak, dengan Wakil Rektor Urusan Industri NTU, Prof. Lam Khin Yong, Rabu (29/5) di ruang pimpinan Gedung Pusat UGM.
Supriyadi mengatakan bahwa UGM dan NTU membuka kerja sama dalam bidang pengembangan teknologi kedokteran terapan dengan antara sekolah Kedokteran NTU dengan FK-KMK UGM dan Sekolah Vokasi UGM. “Kerja sama di bidang kedokteran terapan kita akan melibatkan Sekolah Vokasi dan FK-KMK UGM,” kata Supriyadi.
Melalui kunjungan tersebut, kata Supriyadi, kedua belah pihak juga sepakat untuk kerja sama pertukaran staf dalam rangka pengembangan kompetensi staf dalam mendukung kegiatan riset para peneliti. “NTU dikenal sangat bagus dalam pengembangan staf dalam mensupport riset. Kita akan melatih tenaga kependidikan sehingga memiliki kemampuan mendukung dosen yang melakukan riset,” katanya.
Tidak hanya itu, UGM dan NTU juga akan berbagi pengalaman terkait pengembangan kapasitas membangun kerja sama dengan dunia industri. “Mereka punya pengalaman dalam membangun kerja sama dengan industri besar. Kita akan coba bangun kerja bagaimana industri ini bisa mendukung keberadaan GIK UGM,” paparnya.
Lam Khin Yong menyampaikan keterlibatan NTU dengan mitra industri memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Kerja sama tersebut menurutnya membuka peluang untuk mengkomersialisasikan hasil penelitian. “Melalui kemitraan dengan industri, kami melakukan komersialisasi hasil penelitian, menciptakan manfaat ekonomi, dan dampak sosial di Singapura, serta pengembangan keterampilan, kewirausahaan, dan menciptakan banyak peluang kerja,” paparnya.
Ketua Senat Akademik UGM Prof. Dr. Sulistiowati, S.H., M.Hum., mengatakan Industri saat ini membutuhkan inovasi yang tidak hanya canggih, tetapi juga aplikatif dan relevan dengan kebutuhan pasar. Menurutnya kampus memiliki peran untuk menghasilkan produk riset yang dibutuhkan industri.
Anggota Senat Akademik (SA) UGM Prof. Dr. Eng. Ir. Deendarlianto, S.T., M.Eng., mengatakan UGM dan NTU sebelumnya memiliki kerja sama program yang dinamakan INSPIRASI yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ruang lingkup program INSPIRASI adalah penelitian terkait renewable energy, circular economy, smart cities, dan eco campus. Menurutnya, lewat kerja sama ini UGM dapat memanfaatkan jaringan dan kapasitasnya untuk mempromosikan penelitian dan inovasi ke tingkat global, membuka lebih banyak peluang kerja sama, serta meningkatkan visibilitas dan pengaruh di kancah internasional.
Dewan Pembina INSPIRASI dari Singapura, Zainul Abidin Rasheed, menyebutkan bahwa kerja sama lewat program INSPIRASI ini tidak hanya dapat memelihara visi dari perguruan tinggi masing-masing namun mampu memahami kultur akademik. “INSPIRASI lebih dari membahas tentang teknologi, tetapi tentang memahami budaya manusia satu sama lain,” ujarnya.
Penulis: Dita
Editor: Gusti Grehenson
Foto: Firsto