
Guna memperluas kesempatan mahasiswa mendapatkan international exposure, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Adam Mickiewicz (UAM), Polandia, sepakat menjalin kerja sama pertukaran mahasiswa dan dosen serta kolaborasi riset. Hal itu mengemuka dalam kunjungan delegasi UAM ke kampus UGM, Kamis (6/3). Pada kunjungan kali ini, kedua universitas membahas rencana kolaborasi untuk membangun hubungan antara universitas terutama dalam kolaborasi riset bidang sains, antropologi, geologi dan geografi.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi UGM, Arief Setiawan Budi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., menyambut baik kunjungan Universitas Adam Mickiewicz melihat potensial kolaborasi yang baik antara kedua universitas. “Kami menyambut baik tawaran kerja sama ini melihat potensi kolaborasi yang sangat besar antara kedua universitas,” tuturnya.
Kolaborasi ini diharapkan mampu menghubungkan para pelajar untuk berkomunikasi melalui berbagai macam program seperti pertukaran pelajar, konferensi, dan program seperti summer course.
Universitas Adam Mickiewicz merupakan universitas ternama di Polandia begitu juga dengan Universitas Gadjah Mada juga merupakan salah satu universitas ternama di Indonesia. “Jadi ini hanya kebetulan, tetapi saya percaya ini adalah tanda yang baik untuk kolaborasi,” ungkap Iwona Kozlowiec selaku perwakilan dari UAM.
Iwona menyampaikan, saat ini UAM juga tengah mengembangkan Artificial Intelligence yang mana hal tersebut sangat berpotensi mengingat penggunaan AI di Indonesia yang sekarang ini cukup masif. Apalagi terdapat komunitas yang aktif mempelajari mengenai penggunaan AI dan tanggung jawab sosial dari pemanfaatan AI.
Direktur Direktorat Kemitraan dan Relasi Global UGM, Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt., menyampaikan UGM memiliki beberapa bentuk kerja sama dan kolaborasi yang telah dilakukan dengan sejumlah universitas di luar negeri. Dalam program sarjana dan sarjana terapan di mana para pelajar mendapatkan expose dari para profesor yang berpotensi di antara universitas yang mana nantinya tergabung. “Melalui kerja sama ini menjadi permulaan dalam kegiatan penelitian kolaboratif,” katanya.
Untuk program pertukaran mahasiswa, kedua belah pihak siap berkolaborasi dalam kegiatan summer course dan short course dengan mempertimbangkan topik SDGs yang ditawarkan dari masing-masing fakultas. Selain itu, potensi kolaborasi lain yang bisa dibangun antara kedua universitas antara lain mengenai isu climate change, exchange program tuition fee, summer school untuk program Ph.D., guest lecture, dan research collaboration. “Setelah penandatangan MoU, berbagai program akan dikomunikasikan dengan masing-masing fakultas guna menyesuaikan kebutuhan,” tambahnya.
Penulis : Jelita Agustine
Editor : Gusti Grehenson
Foto. : Donnie