Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara sepakat bekerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat serta Program Merdeka Kampus Merdeka. Kesepakatan kerja sama keduanya dituangkan dalam penandatanganan naskah kerja sama yang dilakukan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Lembaga UIN Sumatera Utara, Prof. dr. H. Muzakir, M.Ag dan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Prof. Dr. Supriyadi, M.Sc.
Muzakir menyampaikan dalam usianya ke-50 tahun, UIN Sumatera Utara terus berdinamika dengan tantangan yang dihadapi. UIN Sumatera terus berupaya berbenah dari kepemimpinan sebelumnya dengan cara memperbaiki dan mencari celah kolaborasi.
“Kita memiliki 8 fakultas dan satu Program Pascasarjana. Dengan mahasiswa hampir mencapai 40 ribu dan setiap tahun menerima 6 ribu mahasiswa baru. Terkait rencana kerja sama ini, secara umum menyangkut tridharma perguruan tinggi dan saat ini kita tengah menggalakkan join riset baik bidang agama maupun science,” ujar Muzakir di Ruang Rektor UGM, Senin (13/11).
Lebih lanjut, Muzakir menuturkan UIN Sumatera Utara saat ini tengah mempersiapkan berdirinya Fakultas Kedokteran. Disebutnya pada tahun 2024 UIN Sumatera Utara memasuki akreditasi dan menarget masuk akreditasi unggul.
Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun kolaborasi dengan semboyan UIN Sumut sebagai Smart Islamic University. Untuk itu setelah dengan UGM menyusul kerja sama berikutnya dengan Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga dan Institut Pertanian Bogor.
“Kita pun terus menggalakkan program internasionalisasi untuk mahasiswa-mahasiswa asing. Tidak sedikit mahasiswa asal Malaysia pernah kuliah di UIN Sumut, dan di tahun 2024 kita berharap dari Singapura dan Cambbodia. Ini target karena sebagai salah satu syarat akreditasi yaitu seberapa banyak mampu merekrut mahasiswa asing. Harapan lainnya ada program KKN bersama antara UGM dan UIN Sumut,” terangnya.
Sementara itu, Supriyadi menyampaikan UGM saat ini memiliki 18 fakultas dan 2 sekolah dengan jumlah mahasiswa mencapai 55 ribu, dan di setiap tahunnya menerima sekitar 10 ribu mahasiswa. Dari keseluruhan program studi S1 dan S2 terdapat 17 program studi yang telah menyelenggarakan program internasional.
“Dalam program internasional kita juga bekerja sama dengan beberapa pihak perguruan tinggi luar negeri dan kerja sama dalam bentuk paling sederhana adalah join exchange program hingga dual degree program,” ungkapnya.
Supriyadi mewakili UGM menyambut baik kerja sama ini. Diharapkan kerja sama ini memberi manfaat terbaik bagi kedua belah pihak.
Diakuinya telah ada kerja sama sebelumnya yang sudah berjalan, seperti bidang perpustakaan dan program ini berakhir 2019 lalu. Untuk itu, ia sangat berharap dengan kerja sama yang baru akan berdampak dan mengoptimalkan beberapa program kerja sama sebelumnya.
“Dengan MoU kita berharap semua akan berjalan lancar, paling tidak dengan Sekolah Pascasarjana di bidang tridharma untuk program interligious studies. Riset bersama, pertukaran mahasiswa, dosen, program gelar ganda dan saya kira semua sangat terbuka,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto