Universitas Bosowa (Unibos), Makassar, Sulawesi Selatan, menggandeng Universitas Gadjah Mada dalam rangka pengembangan talenta tenaga dosen dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualitas tridharma perguruan tinggi kampus Bosowa. Tidak hanya di bidang pendidikan, UGM juga diminta untuk melakukan pendampingan dalam kegiatan riset dan pengabdian kepada masyarakat sehingga bisa meningkatkan rekognisi dan reputasi universita. Hal itu mengemuka dalam pertemuan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG (K), Ph.D., dengan Rektor Universitas Bosowa, Prof. Dr. Batara Surya, M.Si, Senin (27/11), di ruang sidang pimpinan, Gedung Pusat UGM.
Batara Surya mengatakan universitas Bosowa sebagai kampus swasta tengah melakukan pengembangan di bidang pendidikan dan pengajaran melalui penguatan kualitas SDM terutama kalangan tenaga dosen dan tenaga kependidikan. Ia mengharapkan nantinya lebih banyak dosen dari Universitas Bosowa memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan di program pascasarjana di UGM.
“Sekarang kami lagi fokus dalam pengembangan SDM. Kami melihat UGM dalam hal ini, banyak peluang yang bisa dikerjasamakan terutama pegembangan dosen muda kami,” katanya.
Untuk mendukung kegiatan administrasi akademik dan kegiatan pendidikan, Batara Surya mengharapkan banyak mendapat pendampingan langsung dari beberapa fakultas dan unit kerja yang ada di kampus UGM. “Proses pembimbingan dari universitas, fakultas dan unit kerja bisa memberikan sedikit ilmu dan wawasan sehingga kami perlu banyak belajar bisa meningkatkan kemampuan kampus kami. Bagaimana pun sekarang PTS saling berkompetisi,” ujarnya.
Ia menyebutkan Unibos memiliki sekitar 10 fakultas yang menyelenggarakan pendidikan di jenjang sarjana dan pascasarjana khususnya untuk jenjang S2. Ia mengharapkan dengan disekolahkannya para dosen muda ini nantinya bisa menularkan ilmu dan wawasannya kepada mahasiswa Unibos “Kami perlu menjaga mutu sehingga banyak hal yang nanti bisa ditularkan,” kataya.
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG (K), Ph.D., mengatakan UGM memiliki 18 fakultas dan dua sekolah yakni sekolah vokasi dan sekolah pascasarjana serta 270 program studi baik jenjang S1, S2 dan S3. Banyaknya ragam pilihan prodi ini menurut Rektor diharapkan bisa mendukung peningkatan SDM di Universitas Bosowa nantinya. “Untuk pengembangan SDM di jenjang S2 dan S3, saya kira banyak prodi yang bisa dipilih dan bisa lakukan kerja sama,” katanya.
Meski begitu, Ova Emilia mengharapkan nantinya para tenaga dosen dari Universitas Bosowa yang akan melanjutkan pendidikan pascasarjana tidak hanya sekedar mengejar gelar akademik, namun bisa menghasilkan karya riset yang mumpuni sehingga bisa meningkatkan jumlah publikasi dan sitasi bagi dosen itu sendiri. “Tidak sekedar mengejar titel, namun bisa menghasilkan karya untuk kepentingan publikasi dan sitasi karena penting bagi kepentingan Bosowa baik itu SDM dan kepentingan pembelajaran bagi mahasiswa,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Ova Emilia juga sempat menyinggung bahwa UGM juga tengah merintis program pengembangan talenta mahasiswa antar lintas disiplin. Program tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang bersamaan dengan beroperasionalnya Gedung Inovasi dan Kreativitas (GIK). “Kami membuat program semacam MBKM, namun diperluas dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari luar untuk masuk (belajar) ke UGM. Sekitar 60 persen mahasiswanya dari luar. Peluangnya cukup besar, bisa dikenalkan ke mahasiswanya,” paparnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto