Universitas Gadjah Mada dan Universitas Pattimura (UNPATI), Maluku, melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (MoU) dalam bidang Tridharma Perguruan Tinggi, Selasa (9/7), di Gedung Pusat UGM. Kedua belah pihak sepakat memperluas cakupan kerja sama dalam bidang riset dan inovasi, serta membuka kesempatan bagi program pertukaran mahasiswa. Penandatanganan nota kesepahaman bersama ini dilakukan oleh Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd., dengan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Prof. Dr. Supriyadi, M.Sc. Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Sindung Tjahyadi, Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes., serta Direktur Kemitraan dan Relasi Global UGM, Prof. Dr. Puji Astuti.
Penandatanganan MoU ini merupakan kelanjutan dari kerja sama yang sudah dirintis sejak 2014 silam. Kala itu, Universitas Pattimura menandatangani Perjanjian Kerja Sama (MoA) dengan Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM untuk membantu dalam pelatihan bagi tenaga operator Database Akademik, Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Pattimura. Kemudian kerja sama diperluas pada tahun 2021 dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM dalam hal penyelenggaraan program magang bersertifikat bagi dosen dan mahasiswa, serta Fakultas Hukum di tahun 2022 untuk kerja sama di bidang Tridharma Perguruan Tinggi.
Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd., mengatakan kerja sama diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kedua institusi terutama bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia, khususnya di wilayah Timur. “UGM sebagai universitas terkemuka di Indonesia dan dunia menjadi tempat untuk mengirimkan staf pengajar kami agar meneruskan studi S2 dan S3 di sini. Dengan penandatanganan MoU ini semoga bisa terjalin kerja sama yang lebih intensif dan meningkatkan peran UGM untuk membina UNPATI di bidang tridharma perguruan tinggi khususnya dalam hal kolaborasi riset, pengabdian kepada masyarakat, dan pertukaran mahasiswa melalui skema MBKM,” ujar Fredy.
Fredy menjelaskan tahun lalu UNPATI telah melakukan benchmarking untuk pengelolaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan akan melakukan hal yang sama di bidang lain. Lebih lanjut, ia berharap dengan adanya MoU akan terjalin kerja sama yang lebih konkrit dan implementatif, salah satunya pembinaan UNPATI menjadi PTN-BH karena saat ini masih berstatus sebagai PTN-BLU demi peningkatan kualitas pengelolaan perguruan tinggi yang lebih baik di Wilayah Indonesia Timur. “Kerja sama ini menjadi bagian dari komitmen UNPATI untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” tutupnya.
Prof. Dr. Supriyadi, M.Sc., mengatakan sebagai Perguruan Tinggi Negeri tertua di Indonesia, UGM mempunyai tanggung jawab moral untuk menjalin kerja sama dan membantu universitas lain dengan menularkan hal-hal baik yang ada di UGM. “Tapi kami juga yakin ada hal-hal baik di Universitas Pattimura yang bisa kami implementasikan di sini. Semoga dengan adanya kerja sama ini, Universitas Pattimura bisa segera menjadi PTN-BH untuk pengelolaan yang lebih mandiri,” ucapnya.
Supriyadi menambahkan MoU ini adalah langkah formal awal yang harus segera didetailkan melalui Perjanjian Kerja Sama untuk mengatur kegiatan operasional, seperti pengelolaan KKN, pertukaran mahasiswa melalui program MBKM, visiting scholars bagi staf pengajar, dan studi banding bagi tenaga kependidikan. “Meskipun kita masih belum tahu apakah program MBKM akan dilanjutkan atau tidak, tapi kami meyakini program yang sudah berjalan baik, terutama untuk pengembangan hard skill dan soft skill mahasiswa, harus terus dilanjutkan. Nantinya mahasiswa UNPATI bisa dikirim untuk belajar di UGM begitupun sebaliknya. Sedangkan untuk dosen, kami terbuka untuk dosen UNPATI yang mau melihat proses pembelajaran di UGM, begitu juga dengan staf kependidikan jika ingin tinggal beberapa waktu di Jogja untuk belajar,” tutupnya.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Firsto