
Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sepakat untuk mengembangkan budidaya buah melon premium. Kegiatan pembibitan dan budidaya buah melon ini diharapkan bisa mendongkrak ekonomi dan kesejahteraan petani. Hal itu mengemuka dalam pertemuan Direktur Penelitian UGM Prof. Dr. Mirwan Ushada melakukan audiensi kerja sama dengan Pemda Kulon Progo yang dipimpin Bupati Kulon Progo, Dr. Agung Setiawan, ST., M.Sc., M.M di Gedung Binangun Kompleks Pemda Kulon Progo, Senin (5/5).
Dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Kamis (8/5), Mirwan mengatakan UGM dan Pemkab Kulon Progo berkomitmen untuk memperkuat peran riset sebagai pendorong kemajuan daerah. Kedua pihak sepakat menyusun peta jalan kolaborasi riset termasuk merancang pilot project di sektor pertanian berbasis greenhouse dan pengembangan komoditas unggulan lokal.“Kami melihat peran perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan publikasi ilmiah, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Ini sejalan dengan misi UGM sebagai universitas kerakyatan,” kata Mirwan.
Salah satu hasil pembicaraan dengan Bupati Kulon Progo, disepakati rencana pengembangan komoditas melon di Field Research Center (FRC) UGM. Kerja sama ini bertujuan untuk merumuskan solusi berbasis riset terhadap berbagai tantangan pembangunan khususnya di sektor pertanian dan perekonomian di wilayah Kulon Progo. “Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekonomi masyarakat Kulon Progo melalui pendekatan ilmiah dan berbasis data,” ujarnya.
Selain penguatan pemuliaan Melon Kulon Progo, kata Mirwan, pihaknya juga membahas mengenai potensi pengembangan komoditas strategis lain seperti ikan kerapu, telur Omega 3, kopi, kakao, vanili, kelapa, dan durian. Selain itu, muncul pula peluang kajian pemanfaatan lahan aerotropolis sebagai lokasi pengembangan pertanian modern, dengan catatan perlu kajian lebih lanjut mengenai dampak pantulan greenhouse terhadap keselamatan penerbangan.
Bupati Kulon Progo Agung Setiawan menyampaikan apresiasi atas inisiatif UGM dalam menjembatani hasil-hasil penelitian dengan kebutuhan riil masyarakat. Ia juga menyambut baik pengembangan komoditas melon di Kulon Progo yang dinilai memiliki nilai ekonomi tinggi dan pangsa pasar yang luas. “Kami senang jika petani bisa digerakkan untuk beralih dari kebiasaan lama menuju pola tanam yang lebih inovatif, misalnya dari menanam melon di lahan terbuka ke sistem greenhouse.” ujar Agung.
Namun, ia menekankan beberapa tantangan yang perlu mendapat perhatian bersama. Beberapa di antaranya edukasi kepada petani mengenai keunggulan sistem greenhouse dalam budidaya melon, penanganan pascapanen, standarisasi kualitas, dan strategi pemasaran produk, pengembangan varietas unggul melalui kegiatan pemuliaan (breeding) bibit melon, dan penguatan branding ‘Melon Kulon Progo’ sebagai produk khas daerah.
Penulis : Tiefany
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Direktorat Penelitian