Tim peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (Pusekra UGM) berhasil menyelesaikan penyusunan dokumen rencana strategis pengembangan ekonomi kreatif Pemkab Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
Dr. Dumairy, selaku anggota tim peneliti mengatakan dokumen yang disusun ini menguraikan analisis terkait dinamika perekonomian Murung Raya, lalu potensi subsektor kreatif yang relevan untuk dikembangkan, serta strategi memperkuat ekosistem kreatif melalui regulasi, peningkatan kapasitas pelaku, dukungan kelembagaan, dan pengembangan pasar. “Ekonomi kreatif sangat sejalan dengan karakter Murung Raya yang memiliki kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat. Sektor ini berpotensi menjadi salah satu pilar penting dalam membangun kemandirian fiskal daerah,” tutur Dumairy dalam rilis yang dikirim Senin (1/12).
Dumairy menjelaskan dokumen ini juga menggali potensi ekonomi kreatif kabupaten Murung raya dalam mendorong penguatan ekonomi kerakyatan. “UGM terbuka bekerja sama dengan kabupaten dan daerah lain di seluruh Indonesia yang ingin mengembangkan potensi ekonomi kreatif sebagai bagian dari penguatan ekonomi kerakyatan,” katanya.
Ariyanto, anggota peneliti lainnya menuturkan pihaknya juga siap mendampingi berbagai kabupaten di Indonesia dalam pengembangan ekonomi kreatif. Ia menjelaskan bahwa pendekatan penyusunan dokumen yang dilakukan Pusekra UGM berbasis riset, pendampingan, dan kolaborasi. “Kita menawarkan program mulai dari pengembangan pariwisata berkelanjutan, penguatan pemasaran bersama antar-pelaku usaha, pengelolaan komoditas lokal, hingga pengembangan kuliner dan pemberdayaan masyarakat,”jelasnya.
Bupati Murung Raya, Heriyus Midel Yoseph, dalam arahannya pada kegiatan Ekspos Laporan Akhir Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Murung Raya, Kamis (27/11), di aula Bapperida menekankan pentingnya pengembangan ekonomi kreatif sebagai strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor sumber daya alam dan dana transfer dari pemerintah pusat. “Penurunan Dana Bagi Hasil (DBH) pada tahun 2026 menjadi peringatan bahwa Murung Raya membutuhkan diversifikasi ekonomi yang lebih kokoh dan berkelanjutan. Murung Raya memiliki kekayaan budaya, kreativitas masyarakat, dan potensi lokal yang perlu diolah secara lebih inovatif agar memberikan nilai tambah dan membuka peluang usaha baru,” paparnya.
Heriyus juga menyoroti pentingnya mempersiapkan generasi muda Murung Raya agar tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan pekerjaan melalui kreativitas dan inovasi. Masih banyak peluang dari proyek pembangunan pemerintah yang belum terserap oleh tenaga kerja lokal karena keterampilan dan kesiapan masyarakat belum optimal. Oleh karena itu, pembangunan ekosistem ekonomi kreatif harus sejalan dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat desa hingga kabupaten. Menutup arahannya, Bupati secara resmi membuka kegiatan ekspos dan mengajak seluruh peserta untuk memberikan masukan konstruktif bagi penyempurnaan dokumen.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Murung Raya, Reyzal Samat, menegaskan bahwa penyusunan dokumen ekonomi kreatif merupakan langkah strategis untuk memperkuat struktur ekonomi daerah. Rangkaian penyusunan dokumen telah melalui berbagai tahapan mulai dari pengumpulan data, survei lapangan, analisis situasi, hingga konsultasi dengan pemangku kepentingan di tingkat kabupaten. Reyzal juga menyampaikan apresiasi kepada tim Pusekra UGM dan seluruh perangkat daerah yang berkontribusi dalam proses ini. “Harapannya dokumen ekonomi kreatif yang disusun benar-benar dapat menjadi pedoman operasional bagi pemerintah daerah dalam merancang program dan kebijakan di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Penulis : Alena Damaris
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok.Pusekra
