 
							
		Perguruan tinggi diharapkan untuk terus memperkuat kolaborasi internasional yang tidak hanya meningkatkan kapasitas akademik, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi komunitas. Melalui pertemuan para peneliti dan akademisi dalam kegiatan Asia Pacific Association for International Education (APAIE) Capacity Building Program 2025 menjadi momentum penting untuk membangun masa depan pendidikan yang lebih adaptif, inklusif, dan berpihak pada masyarakat lokal.
APAIE Capacity Building Program 2025 berlangsung pada 28–29 Oktober 2025 di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta yang mengangkat tema “Reshaping Education through International Collaboration: Transnational Education, Digital Transformation, and Local Relevance” yang merefleksikan pentingnya kolaborasi global dalam memastikan pendidikan tinggi tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pembelajaran, Prof. Wening Udasmoro, mengatakan kerja sama lintas negara dalam mentransformasi pendidikan menuju masa depan yang inklusif dan berdampak. “Sebagai universitas, kita bukan hanya pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga agen transformasi sosial. Internasionalisasi dan transformasi digital harus tetap terhubung dengan kebutuhan masyarakat dan budaya di sekitar kita,” ujar Wening.
Ia berharap diskusi selama program mampu melahirkan kerja sama baru yang memperkuat kontribusi pendidikan tinggi bagi pembangunan berkelanjutan.
President of APAIE, Prof. Venky Shankar Raman, yang menyampaikan apresiasi atas kontribusi UGM dan UII sebagai mitra strategis dalam inisiatif peningkatan kapasitas pendidikan tinggi di kawasan Asia Pasifik. “Saya sangat bangga karena program APAIE Capacity Building Program telah berlangsung selama 3 kali dan UGM serta UII menjadi mitra strategis dalam pendidikan tinggi di kawasan Asia Pasifik,” tuturnya.
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Fathul Wahid, juga menyatakan harapannya agar kolaborasi ini terus berkelanjutan dan memperkuat jaringan internasional dalam dunia pendidikan.
 Dalam sesi diskusi, Dosen Teknik Arsitektur UGM, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A, selaku UNESCO Chair Heritage Cities Conservation and Management UGM memaparkan peran universitas dalam membantu inisiatif komunitas lokal untuk pelestarian Cagar Budaya Borobudur. Ia menyampaikan bahwa meskipun Borobudur merupakan destinasi wisata kelas dunia, masyarakat di sekitarnya belum sepenuhnya merasakan manfaat ekonomi secara berkeadilan. “Yang kita lakukan dalam bentuk program pemanfaatan lahan dan sektor ekonomi lokal seperti pertanian, kerajinan, hingga industri rumahan masih bersifat tradisional,” katanya.
Dalam sesi diskusi, Dosen Teknik Arsitektur UGM, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A, selaku UNESCO Chair Heritage Cities Conservation and Management UGM memaparkan peran universitas dalam membantu inisiatif komunitas lokal untuk pelestarian Cagar Budaya Borobudur. Ia menyampaikan bahwa meskipun Borobudur merupakan destinasi wisata kelas dunia, masyarakat di sekitarnya belum sepenuhnya merasakan manfaat ekonomi secara berkeadilan. “Yang kita lakukan dalam bentuk program pemanfaatan lahan dan sektor ekonomi lokal seperti pertanian, kerajinan, hingga industri rumahan masih bersifat tradisional,” katanya.
Melalui berbagai riset dan program pengabdian, UGM terus mendorong model konservasi yang bersifat evolutif, yaitu pelestarian yang tetap memberi ruang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Kolaborasi dengan komunitas, pemerintah, sektor usaha, serta lembaga internasional seperti UNESCO menjadi kunci keberhasilan konservasi yang berkelanjutan,” jelas Dwita.
Dalam pelaksanaan program APAIE ini, peserta dari berbagai institusi pendidikan tinggi di Asia Pasifik berdiskusi mengenai tantangan dan peluang internasionalisasi pendidikan, penerapan teknologi digital, serta kebutuhan menjaga relevansi lokal dalam kurikulum. Program ini juga menyoroti keterlibatan mahasiswa melalui pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) yang memungkinkan mereka berinteraksi langsung dengan kasus nyata di masyarakat.
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Salwa
 
                        