
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV UGM) bersama Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM kembali menghadirkan Inovokasia 2025 dengan tema Creative Sustainability. Acara yang berlangsung pada 22–23 September 2025 di GIK UGM dan Gedung Teaching Industry Learning Center SV UGM ini, menjadi wadah kolaborasi pendidikan vokasi, industri, pemerintah, dan komunitas dalam mendorong keberlanjutan. “Inovokasia ini adalah acara tahun ketiga yang kami selenggarakan, dan kami berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan berkualitas dengan menekankan kolaborasi,” tutur Direktur GIK UGM, Alfatika Aunuriella Dini, Ph.D.
Alfatika mengungkapkan, pada tahun ini Inovokasia menghadirkan rangkaian kegiatan yang memadukan keahlian vokasional dengan kreativitas dan pemberdayaan komunitas. Selain pameran produk inovasi, peserta juga dapat mengikuti job fair dan lokakarya yang melibatkan berbagai pihak. “Kali ini kami berkolaborasi dengan 24 perusahaan dan industri yang bersama-sama menghadirkan showcase inovasi untuk masyarakat dan akademisi,” ungkapnya.
Lokakarya interaktif menjadi bagian penting dari acara Inovokasia tahun ini. Empat sesi lokakarya menghadirkan dosen, praktisi, dan alumni untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta. Alfatika menjelaskan bahwa kegiatan tersebut diharapkan mampu menginspirasi sekaligus mendorong hadirin untuk menghadirkan kegiatan berkualitas yang bermanfaat bagi komunitas dan masyarakat luas.
Selain itu, Pameran Inovasi Vokasi menampilkan 26 karya unggulan dari berbagai institusi vokasi, mulai dari Sekolah Menengah Kejuruan hingga perguruan tinggi. Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., dalam sambutannya berujar pameran ini menjadi ruang strategis mempertemukan ide kreatif dengan peluang industri. “Tanpa industri, ibarat kita hanya mengayuh dengan satu kaki, tetapi dengan hadirnya industri kita bisa bergerak lebih kuat dengan dua kaki,” katanya.
Agus juga menegaskan pentingnya peningkatan kualitas dan jumlah mahasiswa vokasi di Indonesia agar mampu bersaing secara global. Menurutnya, pola pikir dan pola kerja harus berjalan seimbang agar lulusan vokasi mampu menjawab tantangan nyata masyarakat. “Indonesia perlu meningkatkan jumlah masyarakat yang memilih jalur vokasi sekaligus memperkuat kualitasnya, sehingga pendidikan vokasi benar-benar berkontribusi pada keberlanjutan pembangunan,” tuturnya.
Sebagai penutup, Dialog Publik akan mempertemukan akademisi, praktisi industri, pemerintah, dan komunitas untuk merumuskan strategi pengembangan vokasi yang kreatif dan berdaya saing. Forum ini sekaligus menegaskan posisi UGM dalam mendorong inovasi yang berorientasi keberlanjutan. “Inovokasia 2025 bukan sekadar pameran, tetapi bagian dari proses inovasi vokasi yang diinisiasi UGM dan ditujukan untuk menjawab tantangan global,” tegas Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, M.Sc.
Melalui Inovokasia 2025, UGM menegaskan komitmennya dalam menyiapkan generasi vokasi yang berdaya saing global sekaligus berkontribusi nyata terhadap masyarakat. Danang berujar, kolaborasi lintas sektor dalam acara ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat hubungan antara pendidikan, industri, dan komunitas. “Harapan kami, lulusan sekolah vokasi tidak hanya bertanya bagaimana bisa bekerja, tetapi juga berpikir tentang masalah apa yang bisa mereka selesaikan,” pungkasnya.
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Donnie