Di era keterbukaan informasi, Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu institusi penyelenggara pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menyajikan informasi yang akurat dan tepat terkait pencapaiannya bagi masyarakat. Pelaksanaan keterbukaan informasi publik bukan hanya bermakna merealisasikan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab UGM untuk mewujudkan good governance yang baik, serta memberikan jaminan terhadap hak asasi manusia dalam mengakses berita.
Sejalan dengan hal tersebut, Selasa (30/4) yang lalu, dalam rangka memperingati Hari Keterbukaan Informasi Nasional, UGM kembali menunjukkan komitmennya untuk mendukung keterbukaan informasi publik yang sehat dengan menggelar workshop Penulisan Berita SDGs di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Workshop ini dihadiri oleh 90 staf humas di lingkungan kerja UGM dan menjadi langkah nyata UGM untuk mendukung dan mendorong transparansi dalam penyediaan informasi publik yang relevan bagi masyarakat.
Sekretaris Universitas UGM, Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, S.H., LL.M., mengatakan kegiatan workshop penulisan berita tersebut, Andi berharap staf Humas di lingkungan UGM mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru untuk meningkatkan keterampilan penulisan berita yang semakin berkualitas dalam mendukung agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Developments Goals (SDGs). “Humas memiliki peran penting dalam menjaga citra UGM sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki komitmen kuat pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, FEB UGM, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D. mengatakan kolaborasi dalam pemberitaan dan pengembangan konten lintas fakultas dan unit kerja dapat menjadi salah satu cara untuk mendukung UGM menjadi kampus berkelanjutan.
Kepala Biro Republika wilayah DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Fernan Rahadi, M.A., selaku narasumber workshop mengatakan prinsip penulisan berita harus memahami prinsip piramida terbalik merupakan resep terbaik dalam penulisan artikel. Berbeda dari jenis penulisan yang menempatkan pendahuluan di awal dan kesimpulan di akhir, piramida terbalik lebih menekankan pada struktur naskah berita di mana informasi penting digunakan sebagai lead, setelah itu baru dilanjutkan dengan detail pendukung kontekstual dan umum. “Diharapkan dengan konsep ini, pembaca bisa langsung menangkap informasi dari paragraf awal. Biasakan melakukan riset sebelum menulis berita, berikan fakta sebagai informasi bagi pembaca, dan jangan memasukkan opini pribadi,” ungkapnya.
Penulis: Triya Andriyani dan Humas FEB UGM/Kurnia Ekaptiningrum
Editor: Gusti Grehenson