Dalam rangka meningkatkan jumlah publikasi pemberitaan berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Workshop Penulisan SDGs. Workshop yang diikuti para peserta dari 4 fakultas yaitu Fakultas Geografi, Fakultas Biologi, Fakultas MIPA, dan Fakultas Farmasi dilaksanakan di Gedung KLMB Fakultas Geografi UGM ruang E-601, Jum’at (21/6).
Workshop penulisan SDGs dibuka Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA. Dia sangat berharap dengan penyelenggaraan pelatihan penulisan SDGs dapat meningkatkan jumlah publikasi pemberitaan SDGs di website di lingkungan kampus UGM.
“Workshop penulisan SDGs sengaja bentuknya per grup atau per klaster karena peserta yang hadir akan sekaligus berlatih bagaimana penulisan itu bisa dilakukan,” ujarnya.
Bagi Wening kenapa harus workshop penulisan SDGS, karena UGM sebagai perguruan tinggi seluruh nafas hidupnya adalah keberlanjutan (SDGs). Sehingga sebenarnya tanpa perlu ada SDGs pun, UGM sebetulnya sudah SDGs.
Berbagai kegiatan dan penelitian dari Fakultas Geografi, Farmasi, Biologi, dan MIPA sudah memperlihatkan itu. Sebagai contoh Fakultas Geografi dengan Kementerian Lingkungan Hidup secara berseri telah melakukan berbagai diskusi soal lingkungan, climate change dan lain-lain.
Demikian pula Fakultas Farmasi dengan berbagai kegiatannya yang terkait kesehatan misalnya memproduksi obat, obat herbal dan lain-lain. Fakultas Biologi dengan penelitian-penelitian biodiversity, produksi melon Hikapel, semangka dan lain-lain.
“Jadi apa yang tidak SDGs, UGM ini semuanya SDGs. Hanya saja persoalannya produk-produk yang bagus tersebut kadang terlewat untuk ditulis sehingga masyarakat tidak tahu apa yang dilakukan UGM. Karena masyarakat Indonesia dan dunia tidak tahu menjadikan UGM rekamannya lemah karena UGM tidak klaim apa yang pernah dilakukan,” terangnya.
Di sisi lain, beberapa mereka yang ada di UGM menilai dengan mempublikasikan hal tersebut dianggap sebagai sikap sombong atau membanggakan diri. Padahal, kata Wening, hal itu merupakan hasil kerja keras, dan sudah seharusnya dipublikasikan, serta sebagai kebanggaan apa yang yang sudah dilakukan, baik hasil-hasil penelitian maupun produk-produk lainnya.
“Ini kita mulai dengan mindset baru, kita menuliskan SDGs bukan untuk pamer tetapi untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa UGM telah berbuat banyak sehingga bisa memberi inspirasi kepada banyak orang,” imbuhnya.
Ir. Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU menambahkan Indonesia sudah sepakat mendukung SDGs, dan UGM juga sudah melaksanakan sustainable di kampus atau sebagai kampus yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kata dia perlu kiranya mengukur capaian SDGs.
“Sebetulnya sasaran-sasaran capaian tentang itu tidak harus dengan perangkingan tetapi hanya saja di dalam perangkingan-perangkingan itu ada alat ukur yang bisa dipergunakan untuk penilaian UGM itu sudah seberapa, sudah sehebat apa didalam capaian-capaian SDGs nya,” terangnya.
Kepala Biro Transformasi Digital, Dr. Mardhani Riasetiawan, M.T., menyampaikan UGM terus berproses dalam pembuatan berita soal SDGs. Dia menyampaikan dalam perjalanan pembuatan berita SDGs tidak hanya untuk artikel berita namun apa yang telah dibuat telah mendukung kegiatan KKN.
Membicarakan artikel di website SDGs, kata dia, ada dua komponen penting yaitu menyangkut manajemen website dan manajemen konten. Untuk manajemen website, ia mengingatkan untuk selalu mencantumkan kategori SDGs ditambah tags.
“Ini penting sekali, kita mencoba menganalisis itu dan mencoba menyangkut manajemen kontennya perlu memasukan kata-kata kunci sesuai dengan kualitas berita itu sendiri,” katanya.
UGM sendiri, katanya telah membuatkan beberapa step untuk penulisan. Dalam proses pembuatan berita juga telah disiapkan tools.
“Dengan tools ini saya kira upaya menyelesaikan kesulitan dalam membuat berita. Kita berharap ini akan mempermudah unit-unit atau fakultas dalam membuat berita,” imbuhnya.
Penulis: Agung Nugroho