Suku Minang merupakan salah satu kelompok etnik di Indonesia yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya, yang tercermin dalam seni bangunan atau arsitektur, sastra, musik, tarian, hingga seni bela diri. Upaya menjaga warisan budaya, khususnya di tanah Maninjau, telah dilakukan salah satunya melalui penyelenggaraan festival atraksi seni budaya. Namun demikian, tidak kalah penting untuk menghidupkan kembali sanggar-sanggar seni dan literasi sebagai wadah bagi masyarakat Minangkabau untuk mengekspresikan kreativitas mereka, sehingga dapat melahirkan generasi muda yang melanjutkan kegiatan pelestarian budaya.
Sejalan dengan komitmen untuk mendukung pelestarian budaya serta kearifan lokal, tim pengabdian Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada menginisiasi pengembangan Sanggar Salareh Nan Jombang di Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sebagai sanggar seni dan literasi budaya berbasis teknologi digital. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh tim dosen yang beranggotakan Prof. Armaidy Armawi, Dr. Iva Ariani, dan Shoim Mardiyah, S.Fil., M.Sc., yang telah dimulai pada tahun 2023 lalu. Kegiatan pengabdian difokuskan pada aktivitas pembinaan, pendampingan, serta pelatihan pemanfaatan teknologi informasi, dan peresmian sanggar ini digelar pada Kamis (22/8) lalu.
Prof. Armaidy Armawi, selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Filsafat UGM, menyampaikan optimismenya bahwa kegiatan-kegiatan di sanggar ini menjadi bukti nyata upaya mempertahankan warisan budaya di tengah arus modernisasi. “Kami berharap Sanggar Salareh Nan Jombang dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk menggali, mengembangkan, dan mempromosikan seni dan budaya lokal dengan memanfaatkan teknologi digital,” ujar Atmaidy dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (27/8).
Menurut Armaidy, diperlukan keberadaan generasi muda yang mampu memanfaatkan teknologi secara tepat guna untuk menunjang pelestarian seni dan literasi, serta membuka peluang untuk menciptakan karya-karya seni dan literasi yang lebih inovatif dan kreatif. Sebagai contoh, pemanfaatan teknologi dalam pembuatan film dokumenter atau video tutorial tentang seni tradisional Minangkabau dapat membantu memperkenalkan budaya dan seni tersebut kepada masyarakat luas, bahkan hingga mancanegara.
Generasi muda yang mampu memanfaatkan teknologi juga dapat menciptakan karya seni dan literasi yang lebih modern dan kreatif dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan tradisi Minangkabau. Sehingga, diharapkan dapat tercipta karya-karya seni dan literasi yang memadukan nilai-nilai budaya dan modernitas, serta dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya dan seni tradisional Minangkabau ke khalayak muda yang lebih luas. Dengan demikian, pelestarian seni dan literasi Minangkabau dapat terus berlanjut dan tumbuh berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.
“Perlu ada inisiatif dari para generasi muda untuk terlibat dalam upaya-upaya pelestarian budaya, peningkatan literasi masyarakat, khususnya dalam memproduksi dan mendistribusikan konten budaya yang relevan dan menarik. Jika teman-teman sanggar dapat memanfaatkan media sosial dengan baik, maka kalian akan dapat menguasai dunia,” imbuh Dr. Iva Ariani.
Wali Nagari Koto Gadang Anam Koto, Amrizal, mendukung sepenuhnya kegiatan sanggar dalam memproduksi konten-konten edukatif demi melestarikan warisan budaya setempat. Saat menghadiri acara peresmian, ia turut mengusulkan pembuatan konten edukatif mengenai konservasi rumah gadang yang saat ini sedang berlangsung di salah satu rumah gadang di Koto Gadang Anam Koto.
Fakultas Filsafat sebagai bagian dari Universitas Gadjah Mada, senantiasa aktif dalam berbagai kegiatan yang mendukung pelestarian budaya dan peningkatan literasi masyarakat, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dengan dikukuhkannya Sanggar Salareh Nan Jombang sebagai sanggar seni dan literasi budaya berbasis teknologi digital, diharapkan terjadi sinergi antara seni, budaya, dan teknologi digital, yang pada akhirnya akan memperkaya khasanah budaya Indonesia dan memperkokoh identitas lokal di tengah derasnya pengaruh global.
Penulis : Gloria
Editor : Gusti Grehenson