Universitas Gadjah Mada dan Royal Melbourne Institute of Technology atau RMIT University sepakat menjalin kerja sama di sejumlah area strategis. Inisiasi kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., dan Deputy Vice-Chancellor Business and Law and Vice-President RMIT University, Prof. Julie Cogin, di Gedung Pusat UGM, Selasa (28/11).
“Pemerintah saat ini membuka banyak kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk memperoleh paparan internasional, baik dengan belajar di perguruan tinggi maupun magang di industri internasional. Harapannya RMIT bisa menjadi salah satu perguruan tinggi tujuan untuk mahasiswa kami,” kata Wening.
Pertukaran mahasiswa, terang Wening, menjadi salah satu program yang banyak diminati oleh mahasiswa UGM. Hal ini terbukti dari animo para mahasiswa untuk mengikuti Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), salah satu program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). UGM menjadi perguruan tinggi kedua yang paling banyak mengirim mahasiswa untuk mengikuti program ini.
Ia menambahkan, UGM sebagai salah satu perguruan tinggi yang menjadi rujukan di Indonesia, juga memiliki tanggung jawab besar untuk berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena itu paparan internasional tidak hanya penting bagi mahasiswa, tetapi juga para dosen dan peneliti.
“Kami ingin para dosen juga bisa melihat seperti apa fasilitas pendidikan dan laboratorium yang ada di sana, serta riset-riset yang sedang dikerjakan,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Vice-President RMIT University juga menuturkan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan utama mahasiswa Australia untuk mengikuti pertukaran mahasiswa.
“Mahasiswa kami sangat tertarik untuk datang ke Indonesia. Karena pandemi sudah menurun dan perbatasan mulai dibuka, anak muda Australia sangat ingin pergi ke luar negeri dan merasakan suasana yang berbeda,” ucap Julie.
Ia menuturkan, pihaknya tertarik untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan kolaborasi di masa mendatang, termasuk salah satunya dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi. “Kami memiliki sekolah vokasi yang cukup besar, jadi kami sangat menantikan diskusi soal peluang-peluang di masa mendatang,” imbuhnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung singkat ini, akademisi dari UGM dan RMIT berdiskusi mengenai berbagai isu strategis, termasuk berbagai tantangan bagi generasi muda saat ini. Kedua institusi berkomitmen untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna bagi para mahasiswa, untuk mempersiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang unggul selepas menamatkan pendidikan di perguruan tinggi.
Hal ini juga sejalan dengan komitmen UGM terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) yang dicanangkan Persatuan Bangsa-Bangsa. Kolaborasi ini sesuai dengan tujuan keempat (Pendidikan Berkualitas) yang menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua; serta tujuan ke-17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
Penulis: Gloria
Fotografer: Donnie