Universitas Gadjah Mada kembali menggelar program sarapan gratis selama pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) pada pertengahan Desember 2025 ini. Program ini ditujukan kepada mahasiswa yang tidak sempat menikmati sarapan pagi dan secara tidak langsung juga diharapkan membantu mahasiswa yang berasal dari daerah yang mengalami keluarganya terdampak bencana di Sumatera.
Di Fakultas Pertanian, program yang dinamakan Pondasi ini telah berjalan sejak 2023 ini menyediakan 200 porsi makanan setiap hari dan mendapat sambutan hangat dari mahasiswa. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Faperta UGM, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan ini telah menjadi agenda rutin fakultas untuk mendukung mahasiswa secara fisik dan mental saat menjalani periode ujian.
Menurut Dyah Weny, Pondasi memiliki dampak signifikan terutama bagi mahasiswa yang menghadapi kesulitan ekonomi atau terdampak bencana. Program ini dirancang untuk memastikan mahasiswa memiliki energi yang cukup agar dapat mengerjakan ujian dengan kondisi optimal. “Saya kira program semacam ini tentu saja sangat membantu mahasiswa karena bertujuan memastikan mereka memiliki asupan energi yang cukup untuk mengikuti ujian dengan kondisi fisik dan mental yang optimal,” jelasnya, Kamis (11/12).
Dyah menjelaskan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada dukungan mahasiswa, tetapi juga mendukung pemberdayaan tenant kantin. “Tujuan program ini selain untuk mahasiswa, juga untuk pemberdayaan tenant Kantin Sehat Fakultas Pertanian UGM. Setiap tenant berpartisipasi menyediakan menu bergizi seimbang dengan kemasan ramah lingkungan, sehingga roda perekonomian kantin tetap berjalan,” terangnya.
Ke depan, Fakultas Pertanian berharap program ini dapat diperluas baik dari segi jumlah porsi maupun keberlanjutan pendanaan. Upaya pencarian donatur baru akan terus diperkuat agar Pondasi dapat menjangkau lebih banyak mahasiswa. “Harapannya program ini dapat terus berlanjut. Kami berkomitmen mencari donatur dan mitra agar Pondasi semakin berkembang dan jumlah porsinya semakin bertambah,” katanya.
Di Fisipol UGM, program ini sambutan positif dari mahasiswa. Salah satunya datang dari Fatihah Salwa Rasyid, mahasiswa Departemen Sosiologi FISIPOL UGM, yang menilai bahwa program ini sangat membantu terutama bagi mahasiswa yang belajar hingga larut malam dan tidak sempat menyiapkan sarapan keesokan paginya. “Menurutku program sarapan gratis ini sangat membantu mahasiswa yang malamnya belajar sampai malam, kemudian pagi itu kayak nggak sempat sarapan. Apalagi untuk anak kos yang susah untuk dapet makan,” ujarnya.
Fatihah yang beberapa kali memanfaatkan fasilitas sarapan gratis tersebut mengaku bahwa distribusi makanan sering kali berlangsung sangat cepat, sehingga banyak mahasiswa yang datang sedikit terlambat tidak kebagian. “Kita harus cepet-cepetan banget, karena jam 9–10 sudah habis. Jadi misinya di situ,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa kondisi ini kerap menimbulkan ketidakmerataan penerima, mengingat ada mahasiswa yang sengaja datang hanya untuk mengambil sarapan meski tidak sedang mengikuti ujian. Situasi tersebut menyebabkan mahasiswa yang benar-benar membutuhkan, khususnya yang sedang menjalani ujian pagi, tidak mendapatkan sarapan. “Kadang-kadang temenku tuh nggak ujian, terus pagi-pagi sengaja ke kampus untuk ambil sarapan, padahal nggak ujian. Sementara yang ujian pun nggak dapat,” jelasnya.
Fatihah berharap adanya mekanisme pendataan agar penerima sarapan benar-benar tepat sasaran. “Mungkin perlu didata lagi siapa yang ujian biar yang ujian tuh dapat,” tambahnya.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) juga menyediakan fasilitas sarapan gratis dan layanan pendukung lain. Dengan adanya sarapan dan layanan pendukung ini diharapkan bisa memastikan mahasiswa FEB dapat menjalani ujian dengan optimal. Program ini dirancang selama periode UAS, yaitu 8–19 Desember 2025 dan terbuka bagi seluruh mahasiswa program sarjana FEB UGM.
Bayu Sutikno, S.E., M.S.M., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB UGM menjelaskan inisiatif menyediakan sarapan ini merupakan bentuk komitmen fakultas dalam mendukung mahasiswa selama ujian. Pelaksanaan program ini, disebutnya, sebagai wujud komitmen FEB UGM untuk memfasilitasi kesuksesan mahasiswa dalam menempuh UAS. “Kami menyediakan program mood booster berupa makanan dan minuman sebanyak 150 porsi bagi mahasiswa setiap harinya,” jelasnya.
Abu Dharma Manggala, mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi angkatan 2025 menyambut baik program mood booster FEB UGM. Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya pembagian sarapan gratis selama UAS. Terlebih ia yang anak rantau, dan tinggal di kos harus menghemat pengeluaran. “Sangat membantu sekali, apalagi saya ini anak kos harus menghemat pengeluaran. Harapannya program ini bisa terus berlanjut kedepannya,” harapnyaa.
Hal senada disampaikan Garuda Mutia Shalahuddin, mahasiswa Program Studi Manajemen angkatan 2025. Menurutnya dengan adanya program sarapan gratis ini menjadikannya lebih bersemangat menjalani ujian, dan ia menilai menu makan yang disediakan cukup variatif dan bergizi. “Semoga program ini tetap dilakukan di masa mendatang karena membuat kami semangat menjalani ujian,” katanya.
Seperti diketahui, program sarapan gratis telah menjadi salah satu bentuk dukungan UGM terhadap kesejahteraan mahasiswa selama periode ujian. Beberapa Fakultas yang menyediakan program pemberian sarapan geratis ini diantaranya Fakultas Farmasi, FIB, FMIPA, FH, Fakultas Geografi, FKG, Fakultas Peternakan dan Fakultas Filsafat.
Penulis : Keizha, Shofi, dan Ika (Humas FEB)
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok.Faperta dan FEB
