Kesehatan gigi dan mulut tidak hanya mempengaruhi penampilan tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tanpa kesehatan mulut yang baik, kualitas hidup secara umum, seperti kemampuan untuk makan, berbicara, dan bersosialisasi akan terganggu. Namun sayangnya, ketersediaan tenaga medis gigi masih sangat terbatas. Disparitas dokter dan perawat gigi yang tinggi antar daerah di Indonesia menyebabkan banyak masyarakat yang tidak terlayani dan terinformasi dengan baik terkait kesehatan gigi maupun mulut. Hal ini yang turut terjadi di masyarakat sekitar PT Pagilaran, Batang, Jawa Tengah. Klinik kesehatan yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan staf beserta keluarga maupun warga sekitar sudah lama tidak beroperasi.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada bersama dengan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Prof. Soedomo, Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat mengadakan program pengabdian berupa pemeriksaan gigi serta kesehatan umum lainnya pada Sabtu (9/11) bagi warga di sekitar PT Pagilaran. Kegiatan ini sekaligus menjadi rangkaian Dies Natalis UGM yang ke-75. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sudjito, S.Sos., M.Si berujar PT Pagilaran sebagai bagian dari unit usaha UGM diharapkan tidak hanya sebagai lokasi produksi ekonomi saja, tetapi juga menjadi bagian dari produksi pengetahuan sekaligus pengabdian. Pergantian manajemen baru di PT Pagilaran dinantikan dapat membawa perubahan termasuk kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar perusahaan.“Kegiatan ini sebagai salah satu cara untuk mengelola kepercayaan pager mangkok (masyarakat sekitar) sebagai mitra terdekat kita untuk menghadapi banyak tantangan kedepannya,” ujar Arie.
Ia percaya keberadaan perusahaan akan mampu membawa kesejahteraan serta meningkatkan kualitas hidup warga sekitar. Arie juga menyinggung keberlanjutan program pengabdian hasil kolaborasi perusahaan dengan lintas unit kerja yang ada di UGM ini agar tidak terhenti begitu saja mengingat potensi produksi pengetahuan yang akan terjadi begitu besar. “Tadi saya dengar dari Prof. Bundi, kalau ternyata limbah debu dari daun teh yang ada di pabrik bisa menjadi alternatif senyawa aktif yang bisa digunakan untuk produk kesehatan gigi,” tuturnya.
Arie berpesan agar PT Pagilaran sebagai laboratorium alam UGM dapat menjadi legitimasi bagi pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi, yang mampu mengelaborasi kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara bersamaan.
Prof. Dr. drg. Widowati Siswomihardjo, M.S sebagai inisiator program pengabdian bercerita mengenai kenangannya ketika berkunjung ke PT Pagilaran saat menjadi dokter muda 35 tahun yang lalu. “Saat itu klinik pengobatan berjalan dengan baik, dokternya ada dan tersedia, tapi kog pas tahun lalu saya mengajak mahasiswa Program Doktor ke sini, semuanya berubah, saya langsung terpikir harus melakukan sesuatu, apalagi perusahaan ini menjadi bagian dari UGM,” kenangnya.
Widowati yang akrab disapa Bundi ini, lalu mengadakan screening ke SD Negeri Keteleng sebagai fasilitas pendidikan terdekat dengan perusahaan. Hasil dari screening massal yang dilakukan, memang siswa tidak menunjukkan indikasi stunting, namun kesehatan gigi menjadi masalah utama yang harus segera diselesaikan. “Dari screening itu, saya lapor ke Pak Dekan dan juga Pak WR Arie, alhamdulilah mendapat sambutan positif dan malah ditempelkan pada kegiatan Dies Natalis UGM,” ceritanya. Widowati menjelaskan kesehatan gigi tentunya akan meningkatkan kualitas hidup seseorang sehingga ia berharap program pengabdian ini akan terus berkelanjutan bukan hanya menjadi formalitas Dies Natalis semata.
Direktur Utama PT Pagilaran, Hadianto Djoko Djuliarso, yang baru saja dilantik dua bulan lalu ini menggantungkan harapan terkait peluang pemberdayaan masyarakat melalui kerja sama dengan UGM. Sebagai perusahaan padat karya dengan 1.100 tenaga kerja, ia secara pribadi menginginkan agar staf dan keluarga dapat merasakan manfaat dan kesejahteraan dalam bentuk lain, salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan secara berkala oleh klaster kesehatan UGM. “Semoga ke depannya program-program pemberdayaan dapat bermunculan dan membawa manfaat tidak hanya bagi staf dan juga keluarga, tetapi juga masyarakat sekitar PT Pagilaran,” pungkasnya.
Kegiatan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan umum lainnya dilakukan oleh para dokter dan juga mahasiswa koas yang menjalankan tugas di RSGM dan RSA UGM. Pemeriksaan gigi diarahkan sesuai dengan kebutuhan pasien, berupa pemeriksaan awalan, cabut gigi, tambal gigi, maupun konsultasi keluhan gigi lainnya. Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan tubuh berupa pemantauan tekanan darah, gula darah, kolesterol, asam urat, dan konsultasi keluhan kesehatan umum lain. Pemeriksaan kesehatan terbagi menjadi dua lokasi, yaitu di PT Pagilaran bagi staf dan keluarga, dan SD Negeri Keteleng sebagai lanjutan dari screening yang sudah dilakukan di tahun 2023.
Penulis/Foto: Triya Andriyani