
Universitas Gadjah Mada kembali mencatat prestasi di kancah nasional dengan masuk dalam tiga besar perguruan tinggi penerima pendanaan terbanyak pada Program Hilirisasi Riset Prioritas 2025. Berdasarkan hasil seleksi yang diumumkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada Rabu (17/9) silam, UGM berada di peringkat ketiga dengan 48 proposal riset yang lolos. “Capaian ini menegaskan komitmen UGM dalam menghadirkan riset yang tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Plt. Direktur Direktorat Pengembangan Usaha UGM, Prof. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D, Senin (22/9).
Program Hilirisasi Riset dirancang untuk mempercepat transformasi hasil penelitian agar dapat diadopsi oleh industri sekaligus menghadirkan solusi nyata di masyarakat. Tahun ini, pemerintah menyalurkan pendanaan sebesar Rp176,9 miliar untuk mendukung 1.445 proposal dari berbagai skema, meliputi Ajakan Industri, Dorongan Teknologi, dan Sinergi. “UGM terus berupaya menempatkan risetnya sesuai dengan arah kebijakan nasional, terutama pada bidang strategis yang memberi dampak luas,” jelas Sang Kompiang.
Dari total proposal yang didanai, mayoritas berasal dari perguruan tinggi negeri dengan kontribusi mencapai 81 persen. Sang Kompiang menuturkan, UGM sebagai salah satu kampus klaster Mandiri membuktikan kapasitas risetnya yang kuat dan berdaya saing. “Kekuatan sivitas akademika UGM terlihat dari kemampuan menghasilkan penelitian unggulan yang konsisten masuk ke program pendanaan nasional,” ungkapnya.
Jika ditinjau dari bidang riset, terdapat tiga topik prioritas yang paling banyak diusulkan secara nasional, yakni elektronik dan digital, makanan dan minuman, serta agro. UGM turut aktif berkontribusi di bidang tersebut dengan riset-riset yang diarahkan untuk mendukung transformasi teknologi dan kemandirian pangan. Keselarasan fokus riset UGM dengan kebutuhan bangsa menjadi modal penting untuk mempercepat hilirisasi hasil penelitian.
Sang Kompiang menekankan capaian UGM tidak terlepas dari dukungan mitra industri, mulai dari BUMN seperti PLN, Pindad, Krakatau Steel, KAI, INKA, hingga perusahaan swasta dan startup teknologi. Kolaborasi ini diyakini mempercepat validasi produk riset, scale-up, hingga tahap komersialisasi. “Sinergi dengan dunia usaha dan industri menjadi kunci agar hasil riset UGM dapat segera dimanfaatkan masyarakat,” katanya.
Momentum penting ini juga ditandai dengan penandatanganan kontrak Program Hilirisasi Riset Prioritas 2025 yang dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. Kehadiran Wakil Rektor dalam acara tersebut menunjukkan keseriusan UGM untuk mengawal riset hingga tahap hilirisasi dan komersialisasi.
Dengan capaian ini, UGM semakin mengukuhkan posisinya sebagai universitas riset unggulan yang konsisten menghasilkan inovasi berdaya saing global. Sang Kompiang menegaskan Program Hilirisasi Riset 2025 menjadi momentum bagi UGM untuk terus mendukung agenda pembangunan nasional sekaligus berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). “UGM berkomitmen memperkuat peran sebagai motor penggerak inovasi nasional demi kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Direktorat Pengembangan Usaha