Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada memiliki satu guru besar baru setelah Prof. Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Si., IPU., ASEAN Eng. dikukuhkan sebagai guru besar di bidang Fisiologi dan Reproduksi Ternak, Selasa (6/2) di Balai Senat UGM. Dalam pengukuhannya, ia menyampaikan pidato berjudul “Peningkatan Kualitas Sperma Dengan Berbagai Bahan Lokal Dalam Rangka Perbaikan Reproduksi Ternak”.
“Pemilihan tema pidato pengukuhan ini berkaitan dengan bidang ilmu yang saya tekuni sejak memasuki jenjang Sarjana di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada serta topik-topik yang relevan dengan hasil-hasil penelitian yang saya lakukan bersama tim, selama menjadi dosen di Fakultas Peternakan UGM,” tuturnya.
Ternak lokal, menurut Sigit, bukan hanya bagian dari warisan budaya dan kekayaan alam Indonesia, tetapi juga merupakan aset genetik yang perlu dijaga dan dilestarikan. Peningkatan populasi ternak adalah suatu tantangan yang perlu dihadapi dalam dunia peternakan. Salah satu pendekatan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan perbaikan reproduksi melalui peningkatan kualitas sperma.
Dalam pidatonya ia mengulas pentingnya kualitas sperma dari pejantan dalam reproduksi ternak. Kualitas sperma yang baik akan mendukung program inseminasi buatan yang sudah cukup memasyarakat. “Pada proses reproduksi, kualitas sperma dari pejantan harus dipastikan agar perkawinan berhasil dengan baik. Tanpa adanya kualitas sperma yang baik maka perkawinan ataupun inseminasi buatan tidak akan berhasil dan perkembangan populasi menjadi terhambat,” paparnya.
Sigit memaparkan berbagai hal yang memengaruhi pejantan dalam menghasilkan sperma. Kualitas sperma yang dihasilkan oleh pejantan dipengaruhi beberapa hal antara lain genetik, pakan, umur, libido, dan juga exercise. Kualitas sperma selain dipengaruhi oleh pejantan, juga dipengaruhi oleh perlakuan terhadap sperma pasca dikeluarkan oleh pejantan atau setelah penampungan sperma.
Salah satu upaya peningkatan kualitas sperma dapat dilakukan pada sperma yang telah ditampung, antara lain dengan memberikan bahan-bahan antioksidan pada sperma. Menurut Sigit, banyak bahan-bahan lokal yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sperma. Bahan-bahan lokal mudah tersedia dan banyak mengandung antioksidan antara lain ekstrak bawang merah, ekstrak bawang putih, ekstrak daun kelor, ekstrak mengkudu, ekstrak kemangi, ekstrak tomat, ekstrak temulawak, dan minyak zaitun.
“Berbagai bahan lokal yang melimpah di sekitar kita dapat dimanfaatkan sebagai suplemen pakan dan tambahan pada bahan pengencer sperma. Pemanfaatan sumber daya lokal ini tidak hanya mendukung reproduksi ternak tetapi juga sekaligus melestarikan sumber daya genetik tanaman,” terangnya.
Di akhir pidatonya, Sigit menuturkan bahwa riset-riset yang telah dilakukan mengenai pemanfaatan bahan-bahan lokal untuk meningkatkan kualitas sperma, menurutnya, telah membuka jalan bagi kemajuan peternakan yang lebih efektif dan berkelanjutan. “Dengan memanfaatkan pengetahuan ini, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mendukung peningkatan populasi ternak secara keseluruhan. Semoga langkahlangkah ini membawa dampak positif yang signifikan dalam memajukan sektor peternakan di Indonesia,” pungkasnya.
Penulis: Gloria
Fotografer: Donnie