
Universitas Gadjah Mada berhasil meraih peringkat pertama di Indonesia dan peringkat 201-250 dunia berdasarkan hasil pemeringkatan dalam Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) by Subject 2025 untuk kluster Business and Management. Selain UGM, ada Universitas Indonesia yang berda di peringkat kedua dan Universitas Airlangga di peringkat ketiga.
Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia FEB UGM, Gumilang Aryo Sadewo, S.E., M.A., Ph.D., menyampaikan rasa syukur atas hasil capaian pemeringkatan yang dicapai oleh FEB UGM khususnya untuk Klaster Bisnis dan Manajemen, yang berhasil menduduki peringkat pertama di Indonesia dalam pemeringkatan ini, “Hasil pemeringkatan ini makin mendorong kinerja dan luaran dari para civitas akademika FEB UGM. Kita terus melakukan berkomitmen melaksanakan prinsip perbaikan berkelanjutan melalui beberapa kebijakan. Nilai maupun peringkat yang lebih baik setiap tahun harapannya adalah cerminan perbaikan berkelanjutan tersebut,” katanya, Jumat (11/04).
Gumilang menyampaikan bahwa faktor yang paling berkontribusi terhadap reputasi dan peringkat tinggi yang diraih UGM adalah pada peningkatan indikator employer reputation dan juga H-index dari tahun sebelumnya. Indikator employer reputation menunjukkan kepercayaan pemberi kerja terhadap kualitas lulusan lembaga, sedangkan H-index adalah salah satu ukuran produktivitas dan dampak dari penelitian.
Meski mendapat pengakuan dari lembaga pemeringkatan perguruan tinggi tingkat internasional, Gumilang mengatakan pihaknya tidak langsung berpuas diri namun sebaliknya terus melakukan perbaikan terutama dalam pengembangan kurikulum yang relevan untuk integrasi isu keberlanjutan dan juga keterampilan untuk pemimpin masa depan juga merupakan tantangan tersendiri. “Kita tidak ingin hanya menghasilkan penelitian yang tidak berhenti pada publikasi di jurnal internasional yang bereputasi namun juga berdampak terhadap perubahan praktik bisnis maupun kebijakan bisnis dan ekonomi,” paparnya.
Untuk terus meningkatkan kualitas lulusan, khususnya dalam hal employability dan reputasi di mata dunia kerja, FEB UGM telah membentuk unit Career and Student Development Unit (CSDU) dan Sustainability and Strategic Initiative Unit (SSIU). Unit karir memiliki program flagship untuk mahasiswa yaitu pelatihan softskill untuk komplemen kompetensi inti yang diperoleh melalui proses kuliah. FEB UGM juga bekerja sama dengan industri untuk kegiatan kuliah umum, rekrutmen kampus, dan juga magang. “Tentunya, masih banyak kekurangan yang perlu diidentifikasi dan menjadi pekerjaan rumah yang harus dikerjakan sebagai bagian dari perbaikan berkelanjutan,” katanya.
Di tengah persaingan yang terus ketat, kata Gumilang, FEB UGM mengupayakan pertumbuhan yang organik dan tidak melalui jalan pintas. Tentunya, pilihan tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun, pilihan tersebut harapannya lebih sustainable. FEB UGM saat ini berupaya untuk memperkuat jaringan penelitian internasional melalui program visiting professor maupun joint research. Dari hal ini ia menyampaikan harapan jangka panjang terhadap FEB UGM, khususnya dalam kontribusinya terhadap pengembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia bahwa, “FEB UGM harus menghasilkan social impact yaitu menjalankan proses Tridharma yang berdampak terhadap komunitas,” pungkasnya.
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson