Universitas Gadjah Mada dan ExxonMobil Cepu Limited menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penandatanganan kerja sama dilakukan Auditorium Mandiri lt.4, Fisipol UGM, sekaligus dilaksanakan Kuliah Umum bertema Peran Industri Migas dalam Transisi Energi. Dalam kesempatan ini juga disampaikan bantuan sarana pendukung akademik dari ExxonMobil Cepu Limited kepada Universitas Gadjah Mada.
Dalam naskah kerja sama yang ditandatangani Muhammad Nurdin, Senior Vice President Production ExxonMobil Cepu Limited, dan Direktur Kemitraan dan Relasi Global, Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt mewakili UGM disebutkan soal pemberian dukungan dalam pelaksanaan penelitian, dengan mekanisme yang akan ditentukan oleh keduanya, termasuk pada penelitian mengenai industri minyak dan gas. Diatur pula dalam kerja sama ini tentang knowledge sharing dan pemberian dukungan dalam penyelenggaraan sesi pendidikan termasuk penyelenggaraan- penyelenggaran kuliah umum, penyelenggaraan pelatihan, baik secara daring maupun luring. Juga kegiatan magang, penyelenggaraan program studi teknis dan kunjungan lapangan, serta kolaborasi dalam pelaksanaan program pengembangan masyarakat termasuk pendampingan program kemasyarakatan dan Kuliah Kerja Nyata di wilayah operasi EMCL (ExxonMobil Cepu Limited).
“Atas nama ExxonMobil Indonesia kami sangat berbangga karena dengan kerja sama ini tidak hanya memperkuat antara dunia akademik dengan dunia industri terkait bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat tetapi juga memperkuat kerja sama yang telah berjalan selama ini,” ujar Muhammad Nurdin, Jumat (20/10).
Nurdin berharap melalui kerja sama tersebut mampu sebagai landasasan bagi inovasi dan solusi terukur dalam menghadapi persoalan energi global yang sedang dihadapi bersama. ExxonMobil meyakini peran penting dunia akademik dalam pengembangan teknologi di industri minyak dan gas, serta penerapan pendekatan sosial ekonomi yang beragam dan tepat pada kebijakan masyarakat.
Ia menjelaskan kemitraan ExxonMobil dengan UGM sudah berjalan cukup lama dan beberapa bentuk kegiatan yang telah dilakukan tidak hanya kegiatan yang dilakukan di wilayah Blok Cepu tetapi sudah dimulai semenjak ExxonMobil mulai mengoperasikan aset di Aceh beberapa tahun lalu. Beberapa kegiatan tersebut antara lain engineering study, hidrologi, studi bangunan pinggir pantai sewaktu di LNG Arun.
“Ada juga pelatihan untuk apatur pemerintah Desa Bojonegoro, beberapa riset, pengembangan UMKM, riset persepsi masyarakat sekitar wilayah operasi, riset kesehatan karyawan, program magang dan kunjungan mahasiswa ke Blok Cepu,” ucapnya.
Nurdin menuturkan banyak lulusan UGM yang bekerja di ExxonMobil saat ini telah menduduki jabatan penting dan strategis. Dia menyampaikan pula melalui Blok Cepu, ExxonMobil telah berperan aktif dalam mendukung kedaulatan dan ketahanan energi di Indonesia.
“Lapangan Banyu Urip yang terletak di Bojonegoro telah berkontribusi lebih dari 25 persen produksi minyak. Investasi minyak di Bojoegoro yang semula sekitar 52 triliun hari ini investasi tersebut sudah 6 kali lipat atau sekitar 395 triliun rupiah. Dukungan ini tentunya wujud dari Exoon mobil dalam memastikan pasokan energi yang stabil dan tetap berkelanjutan di Indonesia,” tandasnya.
Puji Astuti mewakili UGM mengucapkan terima kasih kepada ExxonMobil Indonesia yang telah berkenan berkolaborasi dalam kuliah umum dengan tema Peran Industri Migas dalam Transisi Energi. Program Kuliah Umum dengan pihak industri merupakan salah satu program penguatan kapasitas mahasiswa UGM untuk lebih melek terhadap isu-isu yang berkembang dan dibutuhkan saat ini.
“Salah satunya adalah kesiapan kita dalam transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 yang membutuhkan sinergi multistakeholders dan ini tentunya mendukung keberhasilan pencapaian program SDGs poin 7,” katanya.
Melalui kerja sama ini, UGM dan ExxonMobil Indonesia secara bersama menggarap program magang mahasiswa, join riset, pengembangan kualitas SDM, dan bersinergi dalam upaya mewujudkan energi bersih di lingkungan kampus dan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Dari kuliah umum ini diharapkan menjadi kesempatan bagi para mahasiswa belajar banyak hal dari perusahaan multinasional.
“Para mahasiswa tentunya berkesempatan bertanya banyak hal, sekaligus menjadi kesempatan mengenal ExxonMobil, siapa tahu nantinya berniat bekerja di perusahaan ini,” imbuhnya.
Sementara itu dalam kuliah umum Prof. Ir. Sarjiya ST, MT, Ph.D., IPU , Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada mengatakan energi telah menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia saat ini. Jika dahulu kebutuhan dasar hanya menyangkut soal pangan, papan dan sandang maka kini ditambah energi.
“Kehilangan energi sesaat saja kini menjadi masalah, kelimpungan. Misal baterei handphone lowbatt, seperti merasakan kehilangan sesuatu, dan persoalan yang dihadapi saat ini bagaimana energi bisa dijangkau dengan mudah karena persoalan aksesibilitas atau akses energi tidak hanya di Jogja, tapi bagaimana pula mereka yang ada di Papua dan daerah-daerah perbatasan,” urainya.
Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, Dosen Ilmu Hubungan Internasional, Fisipol UGM, menyatakan transisi energi dari berbasis fosil ke energi yang lebih bersih, terbarukan dan berkelanjutan sebagai suatu tuntutan yang tidak terhindarkan. Hal ini menjadi tantangan Indonesia karena upaya menuju transisi bersamaan dengan upaya memenuhi kebutuhan dan mencapai ketahanan energi.
“Sampai kini kita masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap energi fosil, padahal kita mempunyai potensi sumber energi yang terbarukan, namun belum dikembangkan secara optimal,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Eko/DKRG