
Selaras dengan tagline “Dari UGM untuk Indonesia”, Universitas Gadjah Mada senantiasa menunjukkan kebermanfaatannya pada masyarakat dalam berbagai kegiatan. Salah satu apresiasi dari aksi tersebut dilirik oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pada penganugerahan Baznas Award 2025 pada Kamis (28/8) di Hotel Mercure Ancol Jakarta. Dalam penghargaan nasional tersebut, UGM berhasil meraih award untuk kategori Kampus Mitra Terbaik.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Baznas RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, M.A., kepada Dr. Ir. Yahya Agung Kuntadi, M.M., Ketua Tim Kerja Administrasi Kampus Jakarta, yang hadir mewakili UGM. Dalam kategori Mitra Terbaik, UGM ditetapkan sebagai salah satu penerima penghargaan bersama 14 perguruan tinggi lain yang dinilai aktif dalam literasi, penyaluran beasiswa, serta program pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan zakat.
Sekretaris Universitas (SU) UGM Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, S.H., LL.M., mengaku bersyukur UGM mendapat penghargaan sebagai kampus mitra terbaik dari Baznas. Menurutnya, penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi dari pihak luar atas kerja sama yang dibangun dengan berbagai mitra dalam mendukung kemanfaatan kepada masyarakat melalui kegiatan tridharma perguruan tinggi. “Penghargaan ini semakin memotivasi sivitas akademika dalam menyokong peran Baznas sebagai penggerak dan pengelola zakat melalui kajian dan publikasi serta kegiatan pengabdian lainnya,” kata Sandi, Selasa (2/9).
Sandi menuturkan, kerja sama UGM dan Baznas diwujudkan melalui Beasiswa Cendekia Baznas (BCB) menjadi wujud lain dari hubungan baik Baznas dan UGM. Dampak yang dirasakan tidak hanya mengubah hidup mahasiswa, tetapi juga mengangkat derajat dan harkat keluarga. Kategori Mitra Terbaik juga tercermin melalui kiprah Unit Pengumpul Zakat (UPZ) UGM yang aktif melibatkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan, sekaligus menjadi jembatan antara kampus dan masyarakat penerima manfaat.
Sementara Ketua Baznas RI, Prof. Noor Achmad, memberikan apresiasi besar-besaran kepada penggerak zakat terlebih institusi pendidikan yang menggaungkan roda literasi dalam dunia akademik. Terwujud dari sudah berkembang pesatnya jurnal yang membahas berbagai sudut pandang terkait tema islami ini. “Kajian-kajian tentang zakat mulai bergema di kampus-kampus. Dulu 5 tahun yang lalu, sulit mencari jurnal tentang zakat atau bahkan hampir tidak ada,” ungkapnya.
Semangat tersebut sejalan dengan upaya civitas akademika UGM yang gencar mengembangkan berbagai kajian sehingga melahirkan buku-buku dan publikasi ilmiah bertemakan zakat. Gerakan ini, menurut Noor, perlu terus dilanjutkan sebagai jalan memperkuat literasi zakat di Indonesia.
Penulis : Hanifah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Baznas