
Universitas Gadjah Mada menorehkan prestasi nasional dengan meraih Juara II Mandaya Award 2025 untuk kategori Perguruan Tinggi Negeri. Penghargaan ini diberikan kepada UGM atas kontribusinya dalam menghadirkan program pemberdayaan masyarakat yang inovatif dan berkelanjutan. Trofi dan piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Abdul Muhaimin Iskandar, kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, di Plaza BPJamsostek, Jakarta, Kamis (16/10).
Mandaya Awards merupakan ajang apresiasi bagi lembaga dan individu yang berhasil mengimplementasikan praktik terbaik dalam penguatan kapasitas dan kemandirian masyarakat. “Ajang ini menjadi wujud penghargaan bagi pihak yang mampu membangun ekosistem pemberdayaan yang kolaboratif dan berakar pada kearifan lokal,” ujar Menteri Muhaimin Iskandar dalam sambutannya.
UGM memperoleh penghargaan melalui program pengabdian masyarakat di Dusun Gunung Gambar, Desa Kampung, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul. Program ini digagas oleh tim Fakultas Pertanian dan mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2023/2024 silam, untuk mengembangkan wisata kopi berbasis partisipasi warga. Program yang dijalankan mencakup enrichment planting komoditas kopi, pembangunan fasilitas pembibitan dan pengeringan, penyusunan master plan agrowisata, serta penyelenggaraan sekolah iklim bagi masyarakat untuk mengenali hama, pola tanam, dan jenis tanaman yang tepat.
Inisiatif tersebut dinilai berhasil meningkatkan kapasitas produksi dan memperkuat ekonomi lokal melalui inovasi pemasaran kopi robusta. Pendekatan yang dilakukan UGM menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat harus memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Wakil Rektor UGM, Dr. Arie Sujito, mengapresiasi penghargaan ini dan menilai capaian tersebut merupakan hasil kerja kolektif seluruh sivitas. Ia menegaskan bahwa pengabdian masyarakat adalah jantung dari tridarma perguruan tinggi. Ke depan, UGM berkomitmen memperluas dampak sosial melalui inovasi berbasis riset dan kemitraan dengan berbagai pihak. “Alhamdulillah, penghargaan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus menghadirkan kebermanfaatan nyata bagi rakyat,” ujar Arie.
Program pengembangan wisata kopi Gunung Gambar melibatkan dosen dan mahasiswa dalam seluruh proses, mulai dari pelatihan budidaya, pengolahan pascapanen, hingga promosi digital. Kolaborasi ini memperlihatkan bagaimana perguruan tinggi dapat menjadi mitra strategis bagi masyarakat desa. Model kerja tersebut juga menekankan keberlanjutan melalui pendampingan rutin dan peningkatan kapasitas petani muda.
Menurut Arie, keberhasilan di Gunung Gambar menunjukkan sejatinya riset dan pengabdian bisa berjalan beriringan. UGM akan terus mendorong agar praktik serupa diperluas ke wilayah lain di Indonesia, terutama daerah dengan potensi lokal yang belum tergarap. Universitas juga berupaya menjadikan setiap kegiatan pengabdian sebagai ruang belajar bersama antara akademisi dan masyarakat. “Kami percaya kampus akan bermakna ketika hadir dan tumbuh bersama masyarakat,” ungkapnya.
Penganugerahan Mandaya Awards 2025 dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga swasta, dan organisasi masyarakat dari seluruh Indonesia. Ajang ini menjadi momentum memperkuat kolaborasi multipihak dalam mempercepat kemandirian desa dan peningkatan kesejahteraan rakyat. UGM berharap penghargaan ini dapat menginspirasi lebih banyak institusi untuk memperkuat peran nyata dalam pemberdayaan masyarakat. “Pemberdayaan bukan sekadar program, tetapi gerakan bersama untuk menguatkan bangsa dari akar rumput,” pungkas Arie.
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Dok. DPKM