Malam penganugerahan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38 sukses digelar pada Kamis (27/11) di GOR JK Arenatorium, Universitas Hasanuddin, Makassar. Universitas Gadjah Mada menempati posisi kedua nasional dengan raihan 4 medali emas, 1 perak, dan 4 perunggu pada kategori poster, serta 2 emas dan 5 perak pada kategori presentasi. Hasil ini menjadi pencapaian penting bagi 64 mahasiswa kontingen UGM yang telah melalui proses panjang mulai dari penelitian hingga presentasi akhir. Ajang ini sekaligus menutup rangkaian kompetisi mahasiswa terbesar di Indonesia yang diikuti 170 perguruan tinggi di tahun 2025.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., memberikan apresiasi penuh atas perjuangan kontingen UGM selama satu tahun terakhir. Ia menyampaikan bahwa pengalaman mengikuti PIMNAS merupakan proses penguatan kapasitas riset, presentasi, kolaborasi, dan tradisi ilmiah mahasiswa. Menurutnya, PIMNAS adalah arena yang memberi bekal intelektual berharga bagi mahasiswa untuk perjalanan akademik maupun profesi di masa depan. “Saya mengapresiasi perjuangan mereka karena maknanya jauh melampaui medali,” ujarnya.

Arie menjelaskan bahwa capaian kontingen UGM merupakan hasil kerja bersama antara mahasiswa, dosen pembina, pendamping, dan Direktorat Kemahasiswaan. Ia menilai semangat riset dan ketekunan mahasiswa UGM layak diapresiasi sebagai bagian dari tradisi akademik kampus. Kompetisi dinilainya menjadi sarana untuk mengasah kemampuan sekaligus membangun sikap ilmiah yang kuat. “Apa yang dikerjakan para mahasiswa ini akan menjadi modalitas yang sangat berarti untuk masa depan mereka,” tuturnya.
Direktur Direktorat Kemahasiswaan UGM, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si menyampaikan penghargaan kepada seluruh tim pembina dan mahasiswa yang telah mendedikasikan waktu panjang dalam pengembangan karya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Ia menegaskan bahwa hasil tahun ini menjadi bagian dari proses pembelajaran yang penting untuk memperkuat sistem pembinaan PKM di UGM. Menurutnya, pendampingan yang lebih intensif dan seleksi berlapis akan menjadi fokus pengembangan program ke depan. “Kami memberikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa yang telah bekerja selama hampir setahun untuk PKM ini,” ungkapnya.
Hempri menambahkan bahwa keberlanjutan inovasi mahasiswa menjadi perhatian utama Direktorat Kemahasiswaan. Ia berharap karya-karya mahasiswa tidak berhenti di tahap kompetisi, melainkan dapat berkembang menjadi produk atau solusi yang berdampak bagi masyarakat. UGM disebutnya akan terus mendorong hilirisasi inovasi melalui kolaborasi lintas unit dan pendampingan lanjutan. “Tantangannya adalah menjaga kreativitas mahasiswa agar tetap hidup dan berlanjut dalam bentuk kontribusi nyata,” katanya.

Selain aspek kompetisi, UGM menilai PIMNAS sebagai wadah penguatan jejaring dan pertukaran pengetahuan antarmahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Kehadiran kontingen UGM di Makassar juga diwarnai dukungan Kagama Sulawesi Selatan yang mendampingi mahasiswa selama kegiatan. Hempri menilai pengalaman ini memperkaya perspektif mahasiswa terkait arti kolaborasi dan solidaritas akademik.
Meski tidak menjadi juara umum, UGM menilai proses dan perjalanan akademik mahasiswa memiliki nilai strategis bagi penguatan budaya ilmiah di kampus. PIMNAS 38 memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menguji gagasan, memperbaiki presentasi, dan memahami dinamika kompetisi nasional. Perolehan medali tahun ini menjadi pemantik untuk memperkuat pembinaan PKM pada tahun berikutnya. “UGM optimistis tradisi prestasi mahasiswa akan terus tumbuh dengan pendampingan dan kolaborasi yang semakin baik,” pungkas Hempri.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Donnie
