Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama, Universitas Gadjah Mada, Ignatius Susatyo Wijoyo, M.M., bersama Dekan Fakultas Peternakan, Prof. Ir. Budi Guntoro, dan CEO Global Food Partners, Elissa Lane, meresmikan pusat pelatihan internasional manajemen ayam petelur bebas sangkar pertama di Indonesia dan Asia. Selain lokasi pelatihan internasional juga dilengkapi kandang percontohan proses produksi telur bebas sangkar berkapasitas 3.000 ekor di area sawah Kalijeruk, Widodomartani, Ngemplak, Sleman Yogyakarta. Peresmian ditandai pengguntingan pita dan pembukaan selubung papan nama oleh Wakil Rektor, Ignatius Susatyo Wijoyo, didampingi Budi Guntoro dan Elissa Lane, Jumat (16/6).
Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan pusat pelatihan internasional untuk manajemen ayam petelur bebas sangkar ini untuk pertama kalinya di Indonesia dan di Asia Tenggara. Ia mengharapkan keberadaan kandang ini akan mendorong peningkatan produksi telur dari kandang bebas sangkar sebab produksi telur bebas sangkar ini mengutamakan kesejahteraan hewan. Berbeda dengan sistem kandang konvensional yang belum mengutamakan kesejahteraan hewan dengan kandang sangkar. “Telur dengan bebas sangkar ini menjamin tingkat kesejahteraan hewan lebih tinggi. Istilahnya produknya adalah telur bahagia, kita harapkan nantinya konsumen dan peternak pun juga bahagia jika bisa diproduksi massal,” ujarnya.
Seperti diketahui, pusat pelatihan ayam petelur bebas sangkar ini berkapasitas 3.000 ekor dengan dilengkapi peralatan modern merupkan hasil dari kolaborasi antara akademisi dengan industri dalam mendukung sumber pangan hewani yang maju dan berkelanjutan. “Kita berharap Fakultas Peternakan UGM bisa menjadi tuan rumah produksi telur bebas kandang sekaligus jadi tempat riset bagi mahasiswa, dosen dan industri dari Indonesia dan dari luar,”paparnya.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Budi Guntoro, mengatakan project pendirian pusat pelatihan internasional untuk manajemen ayam petelur bebas sangkar ini diinisiasi oleh Global Food Partner dan Universitas Gadjah Mada sejak tahun 2020. Sempat tertunda selama pandemi, namun pembangunannya baru dimulai sejak Juni tahun lalu. “Selesai dibangun bulan Januari lalu dengan bantuan partner dan mitra, teknologi peralatannya khusus didatangkan dari Belanda,”jelasnya.
Tidak hanya peralatan, dukungan peneliti dari Aeres University of Applied Science, Belanda juga membantu berdirinya pusat pelatihan dan kandang berkapasitas 3.000 ekor lebih ini. “Karena ini konsepnya ITC (International Training Center) diharapkan bisa memberikan pelatihan bagi peternak dan usahawan berorientasi pada cage free farm. Untuk distribusi produk kita kerja sama dengan hotel, kita pun siap melatih para peternak tentang manajemen dan budidayanya,” ujarnya.
Budi Guntoro menilai di masa mendatang, model cage free farm ini potensial menjadi model peternakan di masa depan dengan berkembnganya pemahaman konsumen soal telur yang sehat. “Kami berharap dengan dibangunnya project ini bisa bermanfaat bagi dunia peternakan di Indonesia,”harapnya.
Kepada wartawan, Elissa Lane menuturkan pihaknya mendukung secara penuh keberadaan pusat pelatihan internasional untuk manajemen ayam petelur bebas sangkar di Indonesia agar bisa memproduksi bahan baku rantai pasok perdagangan dunia untuk produk telur dari ayam bebas sangkar.
“Kita ingin menerapkan praktik baik pola budi daya ayam petelur yang memprioritaskan kesejahteraan ternak dan mendukung rantai pasok berkelanjutan. Saya kira ini praktik baik contoh lokal dari Indonesia sebagai satu-satunya di Asean,”katanya.
Menurut Elissa, pusat pelatihan ini bisa dimanfaatkan secara penuh oleh para peternak, peneliti dan akademisi serta dari industri dalam pengembangbiakan ayam petelur bebas sangkar. “Kita ingin para pihak swasta, dokter hewan, peneliti bisa belajar model peternakan ini,”ungkapnya.
Model peternakan ini, katanya akan diterapkan juga di negara di luar Indonesia. Dalam waktu dekat konsep yang sama untuk peternakan ayam petelur bebas sangkar ini akan dibangun di China. “Proyek yang sama akan dibangun di China. Kita ingin secara bersama membuat sesuatu yang berbeda dengan mengundang banyak peternak ayam petelur di seluruh dunia untuk belajar dan tertarik budidaya ternak dengan memuliakan hewan,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson