Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan PT Roche Indonesia dalam uji coba inovasi penguatan layanan kesehatan penglihatan melalui proyek Diabetic Retinopathy Initiative (DRIVE). Penandatanganan naskah perjanjian dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., bersama Presiden Direktur PT Roche Indonesia, Sanaa Sayagh, di Ruang Sidang Pimpinan UGM, Jumat (14/11).
Melalui kolaborasi ini, UGM berperan dalam pengembangan implementasi teknis, riset operasional, serta transfer pengetahuan berbasis sains. Kontribusi UGM mencakup pemanfaatan teknologi tele-ophthalmology, penyusunan protokol skrining dan rujukan, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan intensif bagi dokter umum dan tenaga kesehatan di puskesmas.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., menyampaikan bahwa kolaborasi ini menjadi wujud sinergi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah. Ia berharap inovasi yang dihasilkan dapat memberikan dampak luas bagi masyarakat. “Kami berharap bahwa penelitian dan inovasi ini dapat diadopsi secara massal oleh masyarakat di Indonesia sebagai agenda strategis untuk mengatasi dampak yang sangat merugikan dari penyakit yang sangat menantang yang mereka hadapi,” tuturnya.

Presiden Direktur PT Roche Indonesia, Sanaa Sayagh, menilai kerja sama tersebut sebagai langkah strategis dalam memperkuat akses layanan kesehatan mata di Indonesia. “Kami berdedikasi untuk menjadi pihak yang aktif dalam mengatasi tantangan kesehatan dan berkontribusi pada sistem kesehatan yang lebih kuat dan tangguh,” ucapnya.
Sanaa menambahkan bahwa kolaborasi jangka panjang ini berfokus pada penguatan teknologi dan peningkatan standar perawatan. Inisiatif tersebut diharapkan mampu menghadirkan pendekatan komprehensif mulai dari skrining hingga pengobatan yang sesuai standar nasional. “Dengan menggabungkan kolaborasi ini, dapat mencapai hasil yang jelas dan cemerlang bagi bangsa serta memberikan hadiah berharga berupa sains untuk generasi di Indonesia,” katanya.
Direktur Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., yang turut hadir pada kegiatan tersebut, mengapresiasi kontribusi seluruh pihak dalam mendukung proyek ini. Ia menilai metode skrining yang dikembangkan memiliki potensi untuk diintegrasikan ke dalam kebijakan kesehatan nasional. “Saya berharap metode skrining bisa menjadi kebijakan nasional,” harapnya.
Penulis: Jesi Pratiwi
Editor: Triya Andriyani
Foto: Firsto
