Universitas Gadjah Mada sebagai badan publik terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan informasi, konsultasi hingga kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk memberikan standar prosedur layanan yang berkualitas, UGM hingga bulan Maret ini memiliki 25 Standar Pelayanan Publik (SPP).”Ada 25 SPP yang kita miliki, perlu kita lihat dan koreksi dalam pemberlakuannya, apakah selama ini cukup efektif atau perlu penyesuaian,” kata Sekretaris Universitas (SU) Universitas Gadjah Mada, Dr. Andi Sandi dalam rilis yang dikirim ke wartawan, Senin (18/3), sehubungan telah dilaksanakannya Forum Konsultasi Publik (FKP) yang bertajuk Monitoring dan Evaluasi Standar Pelayanan Publik UGM 2024 yang dilaksanakan pada 14 dan 15 Maret lalu secara daring.
Melalui FKP ini, kata Andi, pihaknya ingin menyerap aspirasi dan mendengar testimoni langsung dari publik terkait berbagai layanan yang ada di lingkungan UGM. Melalui masukan tersebut, pihaknya akan menetapkan SPP melalui surat keputusan Rektor UGM. “FKP ini merupakan evaluasi dan introspeksi terhadap pelayanan yang kita berikan. Bukan semata-mata bahwa selama ini dilaksanakan untuk melaksanakan perintah Undang-Undang, namun secara prinsipil, sebagai bentuk cara kita melayani para mahasiswa kita sendiri, kolega dosen, dan tendik serta masyarakat umum,” ujarnya.
Pada sesi diskusi dan tanya jawab, Vice President CSR BCA, Krisbiakto Cahyo Adi, menyampaikan apresiasi terhadap inovasi layanan bidang kerja sama di UGM. Menurutnya, pengajuan perjanjian kerja sama prosesnya tidak harus dimulai dari awal seperti pengajuan nota kesepahaman. “Saya sepakat, jika kerja sama yang sudah berjalan, maka pengajuan perjanjian kerja sama tidak perlu proses dari awal lagi,” katanya.
Denny Sulistyanta, Guru Bimbingan Konseling SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, mengatakan pengajuan layanan sosialisasi informasi penerimaaan mahasiswa baru melalui google formulir sangat memudahkan pihak sekolah. Namun lamanya kepastian penunjukan pemateri yang waktunya cukup lama bahkan mepet menjelang hari kegiatan menyulitkan pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi ke para orang tua siswa. “Karena kami juga harus membuat poster, membuat undangan yang tertera nama pemateri untuk disampaikan ke orang tua siswa. Jika orang tua tahu, harapannya bisa menarik mereka untuk mendatangi kegiatan sosialisasi,” ujarnya.
Sementara terkait layanan pembinaan dan pengembangan UMKM, salah satu pengrajin bunga kering dari kulit jagung, Juni Noor Hastuti, menyampaikan apresiasi dan terima kasih binaan yang dilakukan oleh tim UGM. “Selama ini kita sudah banyak dibina, sering diajak ikut pelatihan dan dimonitoring usahanya. Bulan depan produk kita sudah ekspor ke Perancis. Untuk layanan, saya kira sudah sesuai,” kata pengrajin dari Matahari Craft ini.
Sebagai informasi, pada kegiatan FKP yang dilakukan selama dua hari, diketahui terdapat 2 SPP yang sudah tidak berjalan lagi yakni layanan Graduate Employability Program oleh Kantor Alumni dan layanan Permohonan Legalisasi Sertifikat Akreditasi UGM oleh Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi Global. Sebaliknya, tercatat 4 SPP baru yang diajukan, yakni Layanan Informasi melalui Contact Center UGM, layanan Konsultasi Mahasiswa Persiapan KKN, Konsultasi Mahasiswa Pelaksanaan KKN, dan Konsultasi Pelaporan KKN.
Penulis: Gusti Grehenson