Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, memiliki kekuatan alam, budaya, dan sejarah yang dapat dijadikan modal besar dalam pengembangan pariwisata. Karenanya, kolaborasi antar berbagai pihak diperlukan untuk mengembangkan daya tarik wisata secara berkelanjutan. Hal tersebut mengemuka dalam penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (MoU) yang dilakukan oleh Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, S.H., LL.M selaku Sekretaris Universitas dan Bupati Kabupaten Ende, Dr. dr. Agustinus G. Ngasu, M.Kes., Jumat lalu (30/8), di Gedung Pusat UGM.
Bupati Agustinus mengatakan Kabupaten Ende memiliki potensi pariwisata yang bisa digarap sehingga diperlukan pengembangan destinasi wisata yang melibatkan pusat studi pariwisata UGM. “Selain pariwisata, sebetulnya ada banyak hal yang bisa kita garap bersama,” ujar Agustinus yang juga menyandang gelar sebagai dokter.
Di bidang kesehatan, kata Bupati, Kabupaten Ende sampai sekarang mengalami krisis tenaga medis terutama dokter spesialis. Kekurangan tenaga medis tersebut tentunya membuat pelayanan kesehatan di rumah sakit menjadi tidak maksimal padahal masyarakat sangat membutuhkan layanan kesehatan yang baik dan berkualitas. “Jadi mungkin nanti kami bisa dibantu untuk mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani program koas bisa ditempatkan di Ende,” pinta Agustinus.
Lebih lanjut, Agustinus juga menyinggung bidang lain yang memungkinkan untuk dikolaborasikan dengan UGM. Saat ini, Kabupaten Ende sedang menjalankan program Kementerian Pertanian di bidang perkebunan untuk penanaman jahe merah dan jahe gajah dengan luasan hingga 200 hektar dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Bahkan, jahe yang dihasilkan oleh petani sudah diekspor ke Dubai dan kawasan Eropa dengan target selanjutnya adalah memasuki pasar Amerika. “Saya yakin dengan pendampingan dari UGM, jahe Ende bisa sampai di Amerika,” tutur Agustinus dengan antusias.
Keberhasilan penanaman jahe ini berbanding terbalik dengan kondisi budidaya tanaman tahunan di bidang perkebunan, seperti kakao sebagai contoh. “20 tahun lalu, Gubernur saat itu membuat program gerakan menanam, tapi setelah itu tidak ada kegiatan peremajaan,” ujarnya. Padahal tanpa peremajaan, hasil panen dapat dipastikan akan mengalami penurunan karena usia tanaman yang sudah tidak lagi produktif atau terserang hama penyakit. Dia berharap UGM dapat memberikan pendampingan berupa pendidikan dan latihan (diklat) untuk para petani agar lebih modern dalam mengelola perkebunan.
Selain itu, Agustinus juga menyinggung potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki oleh Kabupaten Ende. “Lobster dari laut kami sudah bisa masuk ke pasar Jepang, ingin perluasan pasar tapi terkendala masalah transportasi,” jelas Agustinus. Hal ini disebabkan karena jalur distribusi yang tidak efisien. Ia menjelaskan, hasil laut harus dikirim terlebih dahulu ke Labuan Bajo untuk keluar dari Ende. Sedangkan proses penyimpanan sudah menggunakan cold storage hasil hibah Kementerian Pertanian. Potensi ini sudah selayaknya diperhitungkan mengingat sektor perikanan dan kelautan masih menjadi pendukung utama dalam neraca realisasi penerimaan Pemerintah Kabupaten Ende.
Sambutan Agustinus siang itu ditutup dengan permohonan pengiriman mahasiswa KKN ke Kabupaten Ende karena beberapa tahun sebelumnya sudah ada mahasiswa yang dikirimkan ke sana. Ia berujar mahasiswa KKN UGM paling banyak dikenang oleh masyarakat sekitar karena kepiawaiannya berbaur dengan warga setempat. “Masyarakat di sekitar Danau Kelimutu sangat mengapresiasi kehadiran KKN UGM, kami sangat senang sekali kalau ada penempatan di Ende lagi,” tutup Agustinus.
Menanggapi pidato sambutan dari Bupati Kabupaten Ende, Sekretaris Universitas, Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, S.H., LL.M berujar UGM melalui Pusat Studi Pariwisata yang telah memiliki reputasi dalam pembangunan kepariwisataan baik di tingkat daerah, nasional, dan internasional menyatakan siap untuk berkolaborasi dan membantu pengembangan pariwisata di Kabupaten Ende. “UGM mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari Pemerintah Kabupaten Ende untuk tawaran jalinan kemitraan, kami berharap potensi-potensi yang dimiliki dapat disinergikan sehingga dapat saling memberikan manfaat,” ucap Andi.
Andi berujar ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh UGM harus bisa dimanfaatkan oleh semua daerah yang ada di Indonesia tidak terbatas hanya cakupan Yogyakarta saja. Ia juga menyatakan UGM membuka kesempatan seluas-luasnya kepada Pemerintah Kabupaten Ende untuk melakukan kerja sama dengan Fakultas, Program Studi, maupun Pusat Studi karena hal itu menjadi kontribusi nyata UGM bagi kemajuan bangsa. “Setelah ini kami akan mengumpulkan beberapa PIC (Person in Charge) untuk membahas semua yang sudah disampaikan oleh Bapak Bupati dan nanti bisa kita detailkan melalui beberapa Perjanjian Kerja Sama,” pungkasnya.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Firsto