Guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, Universitas Gadjah Mada kembali berupaya menjalin jejaring dengan universitas yang ada di luar negeri. University of Nottingham Malaysia (UNM) yang berpusat di Inggris, Rabu (28/8) kemarin, berkunjung ke UGM untuk membahas rencana kolaborasi. Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari UNM dan perwakilan beberapa fakultas di UGM.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pusat Pengetahuan UNM Prof. Ir. Dr. Mohd Shahir Liew mengatakan inisiasi kerja sama UGM dengan UNM diharapkan dapat menjadi langkah pertama dalam menelurkan inovasi dan pertukaran pengetahuan. “Kami melihat UGM sebagai salah satu universitas yang mumpuni di Indonesia. Harapannya, kami bisa berkolaborasi, utamanya dalam menggabungkan program-program di fakultas, penelitian, serta pertukaran mahasiswa,” ucap .
Ia menambahkan UNM ingin mengelaborasi dan menyesuaikan visi dan misi universitas satu sama lain. UNM sebagai cabang dari University Nottingham UK ini memiliki dua fakultas yang terdiri dari 18 sekolah vokasi dan departemen. Fakultas tersebut adalah Faculty of Arts and Social Sciences dan Faculty of Science and Engineering. Kedua fakultas inilah yang ingin dikolaborasikan dengan UGM nantinya. “Inisiasi ini menjadi bagian dari proses pengembangan pendidikan di UNM melalui pertukaran pengetahuan antar mahasiswa dan dosen,” paparnya.
Sejalan dengan pernyataan Prof. Shahir, Dekan Fakultas Sains dan Teknik UNM, Prof. Law Chung Lim juga menyampaikan bentuk-bentuk kolaborasi yang diinginkan dengan UGM. “Kami berharap besar nantinya kita bisa melakukan kolaborasi dalam bentuk pertukaran mahasiswa. Misalnya seperti summer course, kemudian juga seminar, workshop, dan kegiatan lainnya untuk menambah pengalaman mahasiswa,” ujarnya.
Rencana kerja sama dituangkan dalam tujuh program, yakni pertukaran dosen atau pengajar, kolaborasi penelitian untuk meningkatkan kompetensi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), Keynote Speech dalam konferensi internasional, kolaborasi publikasi, supervisi doktoral, hibah penelitian, dan pertukaran mahasiswa. Secara lebih lanjut, kolaborasi diharapkan dapat meningkatkan misi pemberdayaan masyarakat di masing-masing negara.
Upaya kerja sama ini tentunya disambut baik oleh UGM. Apalagi sebelumnya, UGM juga memiliki perjanjian kerja sama dengan University Nottingham UK yang masih berjalan sampai 2029 mendatang. Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt., selaku Direktur Kemitraan dan Relasi Global menanggapi ajakan kerja sama dengan UNM. “Saya senang dengan tawaran kerja sama ini, apalagi dengan beberapa program yang sudah berjalan. UGM sendiri punya beberapa program yang saat ini kami fokuskan ke pengembangan Sustainable Development Goals (SDGs),” paparnya.
UGM mendukung penuh kemitraan yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk belajar di luar negeri. Sejauh ini, telah banyak program beasiswa ataupun non-beasiswa yang diberikan UGM untuk program pertukaran mahasiswa dan dosen. Mahasiswa asing di UGM dapat mendaftar di beberapa jalur, bahkan tersedia jalur beasiswa dan pembiayaan akomodasi selama belajar. Prof. Puji menyebutkan, ada banyak hal yang perlu didiskusikan untuk program pertukaran pelajar.
Selain itu, Prof. Puji juga menyinggung soal kolaborasi pertukaran tenaga pengajar dengan UNM. “Kita juga bisa berkolaborasi dengan pertukaran dosen. Biasanya kita mengundang dosen-dosen luar negeri untuk memberikan kelas, semacam kelas kolaborasi,” jelasnya.
Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., menekankan bahwa kerja sama juga difokuskan utamanya untuk menyelesaikan permasalahan global yang ada saat ini. “Setiap proyek harus memiliki solusi atas masalah yang diselesaikan dan harus relevan dengan apa yang kita hadapi sekarang,” ujar Agus.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson