
Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan wisuda Program Sarjana dan Diploma Periode IV Tahun Akademik 2024/2025 pada Selasa (26/8) di Grha Sabha Pramana. Sebanyak 3.664 lulusan diwisuda dalam periode ini, terdiri dari 3.150 lulusan program sarjana dan 514 lulusan sarjana terapan yang pelaksanaannya dibagi dalam tiga hari. Pada hari pertama, UGM mewisuda 1.080 lulusan dari tujuh fakultas, yakni Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK), Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Geografi, Fakultas Kehutanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan Fakultas Biologi. “Selamat kepada para wisudawan yang telah berhasil meraih gelar akademis jenjang sarjana di Universitas Gadjah Mada. Gelar ini menjadi bekal bagi para wisudawan untuk turut berkontribusi memajukan pembangunan bangsa,” ujar Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D dalam sambutannya.
Rektor menambahkan, capaian membanggakan baru-baru ini menegaskan kiprah UGM di tingkat global. Berdasarkan pemeringkatan Times Higher Education Impact Rankings 2025, UGM menempati posisi ke-6 dunia untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) terkait pengentasan kemiskinan. Pengakuan tersebut mencerminkan komitmen UGM dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian. “UGM berkomitmen mempersiapkan lulusan dengan karakter unggul, inovatif, dan adaptif yang mampu memperluas peluang kerja bahkan menciptakan lapangan kerja, mengembangkan industri kreatif, serta mendorong kemandirian bangsa,” terang Rektor.
Pada kesempatan yang sama, UGM juga mencatat sejumlah capaian akademik dari para lulusan. Rata-rata masa studi program sarjana adalah 4 tahun 2 bulan, dengan lulusan tercepat 3 tahun 8 bulan 5 hari. Sementara itu, usia rata-rata lulusan program sarjana adalah 22 tahun 6 bulan, dengan lulusan termuda berusia 20 tahun 5 bulan. Rektor juga menyebutkan IPK rata-rata sebesar 3,59 dengan 70 persen lulusan meraih predikat pujian. “IPK tertinggi adalah 4,0 diraih oleh Saudari Stefani Gabriela dari Fakultas Hukum yang akan diwisuda pada 27 Agustus 2025,” jelasnya.
Sementara itu, perwakilan KAGAMA, R.A. Belinda Arunawati Margono, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Utama Badan Informasi Geospasial, menyampaikan bahwa kelulusan bukanlah akhir, melainkan pintu menuju babak kehidupan baru. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan para wisudawan bukan hanya milik pribadi, tetapi juga buah doa dan dukungan keluarga serta masyarakat. “Menjadi Sarjana adalah pencapaian istimewa, namun yang lebih penting adalah bagaimana nantinya kita menggunakan ilmu, pengalaman, dan jaringan yang sudah diperoleh selama belajar di kampus ini. UGM mendidik kita bukan hanya untuk pintar secara intelektual, tetapi juga untuk peduli, tangguh, dan berdaya guna bagi sesama,” ungkapnya.
Belinda juga menegaskan bahwa para wisudawan kini resmi menjadi bagian dari keluarga besar KAGAMA. Menurutnya, KAGAMA adalah wadah persaudaraan yang terus menjaga persatuan alumni sekaligus mendorong kontribusi nyata bagi bangsa. Ia berpesan agar para wisudawan berani menjadi agen perubahan di tengah arus globalisasi dan disrupsi teknologi. “Sebagai alumni Universitas Gadjah Mada, hari ini secara resmi para wisudawan menjadi bagian dari KAGAMA. Keluarga yang sudah lebih dari 60 tahun hadir menjaga persaudaraan, saling menguatkan, dan terus berkontribusi bagi bangsa,” katanya.
Dari sisi mahasiswa, Fathan Damayanti dari Program Studi Ilmu Keperawatan mewakili wisudawan menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas perjalanan yang telah ditempuh. Ia menuturkan bahwa perjalanan akademik banyak diwarnai tantangan, terutama ketika sebagian besar mahasiswa memulai kuliah di masa pandemi. “Hari ini adalah bukti bahwa langkah-langkah kecil yang kita ambil di masa lalu telah membawa kita sampai pada puncak perjalanan ini, bukan hanya soal menerima ijazah, melainkan tentang bagaimana kita tumbuh, berjuang, dan bertahan,” ungkapnya.
Fathan juga menyampaikan terima kasih kepada dosen, tenaga kependidikan, serta orang tua yang telah mendukung para wisudawan hingga berhasil menyelesaikan studi. Ia menegaskan bahwa gelar yang diraih bukan hanya milik individu, melainkan juga milik keluarga yang telah memberikan doa dan pengorbanan. Sebagai penutup, Fathan berpesan kepada sesama wisudawan agar tetap rendah hati, bersyukur, dan terus berusaha memberi manfaat bagi masyarakat di mana pun mereka berada. Ia mengutip pesan B.J. Habibie bahwa keberhasilan bukan milik orang pintar, tetapi milik mereka yang mau berusaha. “Berbahagialah kita hari ini, karena momen ini adalah hasil dari keberanian kita untuk memulai, ketekunan kita untuk bertahan, dan keyakinan kita untuk menyelesaikan,” pungkasnya.
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Donnie