Memperingati puncak ulang tahun ke-12, Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM mencanangkan zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi. Selain itu untuk mendukung pelayanan, RSA UGM juga meresmikan penambahan ruang ICU bernama Wijoyokusumo, Gadjah Mada Orthopedic Centre, Gadjah Mada Stroke Center, BPJS Poli Eksekutif, dan fasilitas umum diantaranya Healing Garden, TPA Pringgondani, dan Kantin Dewi Arimbi.
Memasuki usia 12 tahun, RSA UGM terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan meluncurkan berbagai inovasi dari segi pelayanan, pendidikan, serta pengabdian masyarakat. Pencanangan Zona Integritas, Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) menunjukkan salah satu langkah penting yang diambil RSA UGM dalam upaya untuk meningkatkan tata kelola dan kualitas pelayanan kesehatan, serta menciptakan lingkungan yang mendukung prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan integritas.
“Kami pada hari ini seluruh sivitas akademika RSA UGM mempunyai komitmen membangun zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi. Kami sangat mengapresiasi dan dedikasi seluruh komitmen seluruh staf RSA UGM dalam menjunjung nilai-nilai integritas salah satunya transpanransi, akuntabilitas, dan pelayanan yang berkualitas. Ini tentunya menjadi syarat bagaimana menuju wilayah bebas korupsi,” ungkap Dr. dr. Darwito, S.H., SpB (K) Onk, Direktur Utama RSA UGM di Healing Garden, Jum’at (8/3).
Darwito menyampaikan di usia 12 tahun ini RSA UGM mengalami peningkatan pelayanan cukup signifikan dan terus berbenah menuju Rumah Sakit yang friendly and caring hospital dalam bingkai harmoni budaya, membangun keseimbangan, dan kebahagiaan. Diakuinya berkat dukungan para pimpinan UGM dan mitra, RSA UGM mampu bekerja di berbagai lini, dan kini berusaha menuju masuk kategori Rumah Sakit Tipe A.
Dengan harapan seperti itu, katanya RSA UGM berpeluang mampu memberikan kontribusi lebih untuk pendidikan dan pelayanan. RSA UGM saat ini terus melanjutkan visi dan misi sebelumnya serta terutama menekankan pada upaya pelayanan yang terpadu berbasis riset multidisiplin dan pelayanan kesehatan yang paripurna.
“Kita terus melaksanakan fungsi pendidikan, menyelenggarakan riset dan pengabdian untuk kepentingan masyarakat,” ucapnya.
Darwito menyampaikan pelayanan sehari-hari RSA UGM terus mengalami tren peningkatan. Peningkatan pelayanan ini tentunya mengandung arti RSA UGM sudah dipercaya oleh masyarakat dengan ditunjukkan total kunjungan itu semakin lama semakin meningkat.
Artinya pelayanan-pelayanan yang diberikan bukan saja dipercaya oleh masyarakat tetapi juga dipercaya para mitra. RSA UGM saat ini memiliki dokter yang semakin meningkat, dan akan tambah meningkat guna menuju Rumah Sakit Tipe A.
“Kita saat ini memiliki 86 dokter spesialis bergabung di RSA, 35 dokter subspesialis, 42 dokter umum, dan dokter gigi. Sebagai rumah sakit yang mandiri dalam pengelolaan, RSA UGM dalam seluruh kegiatan mampu menyisihkan dana untuk investasi sekitar 15 milyar, dan itu dikembalikan dalam bentuk fasilitas-fasilitas untuk pelayanan masyarakat,” katanya.
Di tahun ini RSA UGM mengembangkan 6 layanan yaitu dengan menambah ruang ICU dengan nama Wijoyokusumo yang dilengkapi penambahan 21 tempat tidur, juga pengembangan Gadjah Mada Orthopedic Centre untuk antisipasi kemungkinan tingginya lakalantas akibat adanya pengembangan jalan tol di Yogyakarta.
Selain itu dikembangkan pula Gadjah Mada Stroke Center, Pelayanan BPJS Poli Eksekutif, Fasilitas Umum RSA UGM berupa Healing Garden, TPA Pringgondani, Kantin Dewi Arimbi. Dengan healing garden dan kantin ini semua yang berada di RSA UGM bisa memanfaatkan selama menunggu antrian dan lain-lain.
Apresiasi diberikan Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. untuk RSA UGM yang berulang tahun ke-12. Diharapkan dengan layanan baru berupa healing garden dapat menciptaka kebahagiaan.
“Memang kita harus seimbang antara kesehatan fisik dan kesehatan mental, dan selamat di puncak peringatan ulang tahun ke-12 RSA UGM dengan tema kolaborasi indah menuju berkah mencanangkan zona integritas RSA UGM menuju wilayah bebas dari korupsi,” katanya.
Rektor mengakui mandat rumah sakit sebagai lembaga publik tentunya berprinsip memberikan pelayanan, dan tentunya pelayanan tidak akan berjalan tanpa adanya kepercayaan. Kepercayaan baik yang datang dari para pelanggan internal maupun dari pelanggan eksternal. Menurutnya, kepercayaan menjadi satu modal penting sehingga semuanya mampu menjaga integritas hingga menyentuh pada ekosistem kesehatan secara komprehensif.
“Menerapkan nilai anti korupsi sebagai prinsip dasar kelembagaan, dan UGM sangat mendukung dan menjadi garda terdepan untuk memerangi korupsi didalam maupun diluar lingkup kampus,” ujarnya.
Rektor sangat berharap RSA UGM sebagai salah satu entitas penting dalam ekosistem universitas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta mampu menjadi teladan dalam praktik-praktik yang berintegritas. Dalam mencanangkan menuju WBK itu tentunya diperlukan keberanian dan komitmen.
Pencanangan yang bertepatan momentum ulang tahun ke-12 RSA UGM diyakini menjadi langkah nyata bahwa semangat untuk bebas dari koprupsi tidak hanya berhenti dalam sebuah jargon tetapi menjadi komitmen bersama. Langkah nyata tersebut perlu diimplementasikan dalam model sistem dan mekanisme manajemen organisasi, serta keuangan yang transparan, akuntabel dan berintegritas.
“Jadi saya mengapresiasi. Zona integritas ini diawali dari Fakultas Teknik beberapa waktu lalu, dan sekarang pak Ertambang dan tim mendukung unit-unit di UGM dalam mencanangkan zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi,” terangnya.
Sementara itu Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menyampaikan momen Pencanangan Zona Integritas ini menjadi bukti komitmen dan keseriusan RSA UGM dalam membangun layanan kesehatan yang bebas korupsi dan mampu memberikan pelayanan yang bersih dan berorientasi melayani. Pencanangan Zona Integritas ini tentunya menjadi penegasan komitmen semuanya dalam menjalankan tugas amanah masing-masing dengan jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kesanggupan, serta berkomitmen untuk tidak melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
“Berbagai program dan kegiatan yang sudah kita rencanakan, agar dapat dilaksanakan sesuai dengan target, baik dari aspek keluaran maupun dampak yang telah ditetapkan dengan semangat kebersamaan dan transparansi”, tuturnya.
Penulis: Agung Nugroho
Fotografer: Donnie