Guna mendorong pentingnya kesehatan pada masyarakat, Gadjah Mada Medical Center (GMC) menggelar talkshow dan pemeriksaan mata gratis untuk masyarakat. Acara ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat seputar komplikasi diabetes dan penyakit katarak. Bertempat di Aula Pertemuan GMC, talkshow bertajuk “Komplikasi Diabetes pada Mata dan Katarak” pada Sabtu (17/2) mengundang dua dokter ahli mata dan katarak sebagai narasumber.
“Ketika penglihatan berkurang, tentunya akan mengurangi produktivitas kita. Ketika kita melakukan aktivitas apapun, akan terganggu jika mata kita ada gangguan, sehingga perlu adanya pemeriksaan screening atau deteksi dini. Tanpa ditunggu adanya keluhan. Acara ini kita selenggarakan dalam rangka ulang tahun Gadjah Mada Medical Center. Semoga adanya acara ini bisa membantu bapak dan ibu dalam menjaga kesehatan mata,” tutur Kepala GMC, Dr. Yayuk Soraya.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, katarak merupakan penyebab terbanyak gangguan kesehatan di Indonesia. Data tahun 2017 menyatakan setidaknya 8 juta orang berusia 50 tahun ke atas mengalami gangguan penglihatan, dan 81,2% gangguan tersebut disebabkan oleh katarak. Munculnya katarak pada seseorang dikarenakan oleh beberapa faktor. Selain karena usia lanjut, katarak dapat muncul pada anak-anak sebagai bawaan lahir ataupun akibat dari komplikasi diabetes.
“Bicara mengenai katarak, itu erat sekali mengaitkan dengan fungsi kamera. Sebanyak 80% informasi itu didapatkan dari penglihatan. Mata kita ini punya diibaratkan sebagai lensa kamera, dan ketika terjadi katarak, maka lensa ini keruh. Jadi katarak itu di dalam, bukan di luarnya. Ini nanti juga akan mempengaruhi akomodasi mata, dekat atau jauh, itu akan terganggu,” terang dr. Reny Setyowati. Meskipun katarak tercatat dalam lima besar penyebab kebutaan, namun masih dapat disembuhkan. Inilah pentingnya deteksi dini gejala katarak, agar semakin mudah ditangani.
Dr. Reny menjelaskan, salah satu gejala paling awal katarak adalah penglihatan yang berkabut. Katarak dapat berawal dari sebuah titik buram yang semakin lama membesar dan menutupi lensa mata. Dapat juga berupa tutupan di lensa yang bertumbuh ke bagian dalam mata. Jika muncul gejala seperti itu, pasien dihimbau untuk segera memeriksa kondisi mata ke dokter. Saat ini, pemerintah telah mencanangkan berbagai program untuk mendukung Indonesia Bebas Katarak melalui pemeriksaan dan operasi katarak gratis bagi masyarakat.
“Katarak bisa dimiliki mulai dari bayi baru lahir, sampai pasien lansia. Kalau pasien bayi biasanya diawali oleh infeksi selama di kandungan, jadi ada beberapa kondisi di mana ibu hamil mengalami infeksi. Kalau pada orang tua, kita memang terpapar ultraviolet dan diabetes. Ketika mengalami diabetes, kita bisa sebut gula darahnya terakumulasi di lensa mata, sehingga mempercepat kejadian katarak,” papar dr. Reny.
Berbeda dengan katarak biasa, katarak akibat diabetes atau retinopati diabetik akan lebih sulit disembuhkan dan berpotensi menyebabkan kebutaan lebih tinggi. Dr. Rifa Widyaningrum mennyebutkan, retinopati diabetik adalah katarak yang menyerang retina atau selaput saraf mata. Gejala ini disebabkan oleh hiperglikemia, atau kondisi di mana Diabetes Melitus (DM) pada tubuh pasien tidak terkontrol. Jika hal ini berlangsung lama, dapat menyebabkan kebutaan permanen.
“Apabila hiperglikemia berlangsung lama, maka akan terjadi gangguan pada pembuluh mata ini. Jadi nanti akan tumbuh pembuluh darah kecil, pendarahan, lalu bisa ada juga kekuningan pada retina,” tutur dr. Rifa. Katarak jenis ini berpotensi menyerang pasien diabetes yang hamil, ataupun mengalami stagnansi gula darah tinggi. Untuk mencegahnya, masyarakat perlu memahami pentingnya pola hidup sehat dengan berolahraga setidaknya tiga kali dalam seminggu, dan mengatur pola makan.
Kegiatan talkshow dan pemeriksaan mata gratis dalam rangka ulang tahun GMC ke-23 merupakan salah satu wujud dedikasi UGM untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Upaya ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) ke-3, yakni kesehatan yang baik dan kesejahteraan. Harapannya, masyarakat terbantu untuk memahami lebih dalam tentang pentingnya menjaga kesehatan, khususnya agar terhindar dari katarak dan diabetes.
Penulis: Tasya