
Pemanfaatan 3D Printing dalam pengolahan pangan membuka peluang besar bagi UMKM untuk menghasilkan produk yang presisi, unik, dan bernilai tambah. Dengan teknologi ini, desain pangan dapat dibuat lebih variatif dan menarik sesuai permintaan konsumen, bahkan memungkinkan hadirnya produk dengan bentuk dan ukuran yang sebelumnya sulit diwujudkan melalui metode konvensional. “Teknologi 3D Printing inipun mampu menekan limbah produksi hingga 20–30 persen, mempercepat proses prototyping, dan mengefisiensikan biaya produksi, sehingga dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi UMKM ,” ujar Dr. Djarot Heru Santosa, M.Hum, Sekretaris Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, di Ruang Sidang 1, DPKM UGM, Rabu (15/10) saat membuka UMKM Class Series #30 bertema Pemanfaatan Teknologi 3D Printing untuk Inovasi Produk Pangan UMKM.
Djarot menyebut tantangan yang dihadapi UMKM dalam mengadopsi 3D Printing tidaklah ringan. Hambatan yang kerap muncul meliputi keterbatasan literasi teknologi, kebutuhan investasi awal yang relatif tinggi, serta keterampilan teknis yang masih minim di kalangan pelaku UMKM. Tantangan lainnya menyangkut kesiapan bahan baku pangan yang sesuai dengan spesifikasi mesin 3D Printing dan pemenuhan standar keamanan pangan yang wajib dijaga. “UGM terus berkomitmen mendampingi UMKM naik kelas melalui pelatihan, pendampingan, dan inovasi teknologi. Karenanya kami berupaya membantu pelaku UMKM memahami penerapan teknologi tepat guna agar dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan modal minimal namun hasil maksimal,” ucapnya.
UMKM Class Series #30 bertema Pemanfaatan Teknologi 3D Printing untuk Inovasi Produk Pangan UMKM diselenggarakan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM dengan menghadirkan pembicara Prof. Dr.Eng. Ir. Herianto, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng yang membicarakan soal praktik pengolahan pangan UMKM dengan teknologi 3D printing yang Kreatif dan Inovatif, dengan bertindak selaku moderator Dr. Ir. Devi Yuni Susanti, S.T.P., M.Sc., IPU, ASEAN Eng., APEC Eng., dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Herianto, pakar sistem manufaktur mengungkapkan perkembangan teknologi digital telah menghadirkan peluang baru bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berinovasi dan meningkatkan daya saing. Salah satu teknologi yang mulai dikenal luas adalah 3D Printing, yaitu metode manufaktur aditif yang menyusun lapisan material hingga terbentuk produk tiga dimensi dengan presisi tinggi. Dalam konteks UMKM, terutama di bidang pengolahan pangan, teknologi ini mampu mendorong lahirnya produk-produk inovatif yang tidak hanya memiliki nilai fungsional, tetapi juga mampu memberikan pengalaman kreatif dan personal bagi konsumen.
Dalam pemaparannya, ia mengupas bagaimana teknologi 3D printing dapat menjadi solusi kreatif dan efisien bagi UMKM dalam proses desain, produksi, maupun branding produk. Teknologi ini, disebutnya menawarkan berbagai keunggulan seperti efisiensi waktu produksi, penghematan biaya karena tidak memerlukan cetakan khusus, fleksibilitas desain yang tinggi, serta kemampuan melakukan prototyping cepat dan murah. “UMKM bisa memanfaatkan 3D printing ini untuk membuat cetakan unik, seperti bentuk karakter lucu pada produk pangan, atau alat bantu sederhana seperti mixer mini. Teknologi bukan saingan, tetapi mitra strategis untuk meningkatkan kreativitas dan omzet,” jelasnya.
Penulis : Agung Nugroho