Unit Fotografi (UFO) Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di sekitar Pantai Parangkusumo yang dikemas dalam kegiatan yang bertajuk U-FOLUNTEER, Senin (16/12) silam. Kegiatan bersih-bersih pantai ditujukan untuk meningkatkan kesadaran anggota UFO UGM terhadap isu lingkungan yang ada di masyarakat sekitar pesisir pantai. Bekerja sama dengan Gardu Action yang juga memiliki kekhawatiran yang sama pada permasalahan sampah, selain melakukan giat bersih pantai, donasi buku untuk mendukung pendidikan anak-anak di daerah pesisir pantai juga menjadi rangkaian kegiatan U-FOLUNTEER.
Ketua Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) UFO, Maura, mengungkapkan bahwa kegiatan U-FOLUNTEER ini diharapkan dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam mengurangi ketimpangan kehidupan pesisir dan menjaga ekosistem laut. Hal tersebut mereka implementasikan melalui kegiatan bersih pantai, pembuatan paving block dari limbah plastik, dan donasi buku anak-anak untuk perpustakaan Gardu Action. “Sedangkan secara internal, kami ingin kegiatan ini dapat menjadi media bagi para anggota UFO UGM untuk memperkuat hubungan sosial dan mempererat rasa saling memiliki antar anggota melalui beragam rangkaian permainan,” ungkapnya, Senin (23/12).
Maura menjelaskan, U-FOLUNTEER diawali dengan kegiatan bersih pantai pada pagi hari yang kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi dan edukasi seputar permasalahan sampah di Pantai Parangkusumo, sudut paling selatan Yogyakarta. Masyarakat juga diajarkan cara mengolah sampah plastik menjadi paving block yang sebelumnya telah terpilah menjadi tiga jenis, yaitu plastik polos, plastik motif, dan plastik dengan alumunium foil. “Melalui kegiatan U-FOLUNTEER, UFO UGM berharap dapat menjadi penyebar informasi bagi komunitas kecil seperti Gardu Action agar semakin dikenal oleh masyarakat luas ke depannya.,” jelas Maura.
Gardu Action merupakan akronim dari Garbage Care and Education yang berdiri atas inisiatif para pemuda tepian Pantai Parangkusumo dan Parangtritis yang merasa miris dengan jumlah sampah pariwisata yang semakin menumpuk. Di akhir tahun 2015, Gardu Action didirikan sebagai Bank Sampah yang mengelola berbagai macam sampah pariwisata, sekaligus menjadi sarana edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat umum. Ardha Kesuma, selaku founder, mengungkapkan bahwa para pendatang yang tinggal di perkampungan padat penduduk Kali Mati, melakukan berbagai hal untuk bertahan hidup, mulai dari menjadi pedagang asongan, pemulung, pengamen, tukang parkir, hingga membuka usaha karaoke. Lingkungan yang beragam itulah, tidak jarang menyebabkan terjadinya berbagai konflik antara warga lokal dan pendatang.
Terlepas dari sisi lain tersebut, anak-anak di Parangkusumo tetaplah anak-anak yang membutuhkan tempat yang aman dan nyaman untuk berkembang, belajar, serta bermain. Oleh karena itu, dua tahun berselang dari pendirian Gardu Action, Ardha mendirikan sebuah komunitas Bernama BukuBerbagi yang awalnya untuk memfasilitasi rekan-rekan yang kesulitan menyalurkan buku-buku bekas. Komunitas Gardu Action dan BukuBerbagi hadir menjadi tempat dan teman belajar bagi anak-anak tersebut. “Sebagai komunitas akar rumput, harapan kami tidak muluk-muluk. Kami senang ketika melihat anak-anak bisa belajar sambil bermain. Mereka juga senang bertemu dengan kakak-kakak dari berbagai daerah.“ tutup Ardha.
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Dokumentasi UFO