Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia, Dr. Nezar Patria, M.Sc., M.B.A mengatakan teknologi kecerdasan buatan (AI) memberikan sejumlah peluang kerja sekaligus tantangan yang perlu diantisipasi bersama. Pasalnya, ekonomi digital yang memanfaatkan bantuan internet dan kecerdasan buatan yang saat ini tengah tumbuh diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi hingga 366 miliar dollar amerika serikat di tahun 2030. “Pertumbuhan yang muncul di sektor industri yang mengadopsi AI ini terutama di bidang game,pendidikan dan industri pemasaran,” kata Nezar dalam Seminar Nasional bertajuk “AI untuk Indonesia”, Rabu (8/1), di ruang Multimedia 1, Gedung Pusat UGM.
Di dunia kerja, kata Nezar, cukup signifikan dampak yang diberikan dari pemanfaatan AI ini. Setidaknya ada 92% knowledge worker yang menggunakan AI di Indonesia yang sudah menggunakan generative AI di tempat kerjanya. Oleh karena itu, diperlukan SDM yang memiliki penguasaan keterampilan AI. “Kita juga mencatat ada 69 pemimpin perusahaan yang menyatakan tidak akan mempekerjakan seseorang yang tidak memiliki keterampilan AI. Ini menjadi tantangan yang cukup serius, untuk mempersiapkan SDM digital talent di Indonesia yang cukup cakap,” katanya.
Direktur Senior Arsitektur Solusi dan Teknik Nvidia, Prof. Simon See mengatakan terdapat teknologi untuk mengangkat barang yang dioperasikan oleh manusia di berbagai perusahaan besar seperti di Inggris, namun dengan adanya AI sekarang ini teknologi tersebut sudah tergantikan oleh robot. “Saya kira tidak hanya di UK, tetapi juga di negara-negara lainnya,” katanya.
Kepala Biro Transformasi Digital (BTD) UGM, Dr. Mardhani Riasetiawan, M.T., mengatakan perkembangan teknologi AI memberikan kesempatan bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan SDM yang memiliki keterampilan dalam penguasaan AI dan IoT. “Kita mendorong literasi agar AI ini bisa diterima lebih positif,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof Wening Udasmoro dalam keterangannya kepada wartawan, mengatakan UGM mendorong para pemangku kebijakan dan praktisi AI di tanah air untuk mendiskusikan langkah strategis pengembangan AI di Indonesia dan bertukar gagasan melalui seminar yang diselenggarakan kali ini. Sebagai perguruan tinggi nasional, katanya, Universitas Gadjah Mada juga ikut berkontribusi dalam pengembangan talenta AI, kolaborasi multi-stakeholder, serta implementasi AI dalam kebijakan berbasis data. “AI sendiri telah membawa adanya revolusi pada kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga kebijakan publik. AI memiliki potensi besar dalam meningkatkan efisiensi, inovasi, dan kualitas pengambilan keputusan di berbagai sektor,” katanya.
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie