
Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia, Dr. Nezar Patria, M.Sc., M.B.A dan musisi Ryan D’Masiv memberi wejangan kepada 635 mahasiswa baru Fakultas Pertanian UGM yang tengah menjalani PIONIR, Rabu (6/8), di pelataran lapangan perikanan dan Auditorium Fakultas Pertanian.
Nezar dalam tayangan sambungan video zoom menyatakan teknologi kecerdasan buatan sangat dibutuhkan di sektor pertanian dan perikanan untuk menjawab tantangan ketahanan pangan di masa mendatang. Tercatat skor indeks ketahanan pangan global Indonesia saat ini masih di bawah rata-rata global yaitu di angka 60,2. “Ini tentu saja menjadi pekerjaan rumah kita semua, terutama kalian generasi baru yang akan membawa pertumbuhan ini ke depan nantinya, sekaligus menjawab pertumbuhan pertanian di Indonesia,” ujarnya.
Dibandingkan sektor strategis lain, sektor pertanian, perhutanan, dan perikanan menjadi salah satu penggunaan teknologi kecerdasan digital paling rendah. Keterpaparan sektor pertanian terhadap teknologi seperti AI atau big teknologi, berdasar survey, hanya mencapai 1,34 persen. Angka ini, disebutnya, jauh lebih rendah dari sektor lain seperti pertambangan dan industri pengolahan.
Pemerintahan sekarang ini menurut Nezar Patria memandang penting soal ketahanan pangan yaitu dengan semakin meningkatkan urgensi transformasi sektor agro-maritim. Hal ini perlu dengan memanfaatkan secara maksimal, terutama potensi teknologi yang ada, misalnya dengan menggunakan teknologi artificial intelligence untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. “Riset-riset menunjukkan bahwa penggunaan AI ini dapat meningkatkan partisipasi produksi hingga nilai ekonomi mencapai 13,4 miliar USD. Cukup besar dan sektor ini juga memberi ruang yang luas bagi use case AI untuk pertanian dan perikanan yang berkelanjutan. Use case AI ini dapat dikembangkan melalui permodalan, produksi hingga distribusi”, terangnya.
Meksi begitu, Nezar Patria mengakui pemakaian AI di sektor agro-maritim masih dihadapkan dengan beberapa tantangan berdasar. Diantaranya soal infrastruktur dan juga soal kolaborasi sektor publik dan swasta. Belum lagi adanya keterbatasan talenta digital khususnya di sektor agro-maritim yang tentunya bisa menghambat optimalisasi penggunaan teknologi AI di sektor agro-maritim. “Karena itu penting sekali untuk kita belajar di lingkungan pertanian, tapi juga kita membuka diri dan juga memperkuat pengetahuan kita bagaimana mengadopsi teknologi AI ini untuk bisa mengoptimalisasi sektor pertanian dan perikanan.
Dalam kesempatan itu, Wamen Nezar menyampaikan ucapan selamat mahasiswa baru Fakultas Pertanian UGM yang telah memilih satu jurusan sangat penting bagi masa depan Indonesia. “Seperti yang pernah disampaikan Presiden Prabowo Subianto ada dua hal sangat penting yaitu soal pangan dan energi, dan kalian berada di track yang benar untuk mempelajari dan bertanya yang nantinya juga terkait dengan pangan, pertanian dan juga perikanan,” ungkapnya.
Sementara Ryan D’Masiv sebagai pembicara inspiratif menyampaikan perjalanan penting penuh makna berdirinya band D’Masiv kepada para mahasiswa baru guna bekal menghadapi dunia perkuliahan. Sebagaimana lagu Jangan Menyerah yang pernah diciptakan, iapun berharap mahasiswa baru Fakultas Pertanian UGM untuk tidak mudah menyerah. Lagu itu, disebutnya penuh simbol kekuatan dan ketekunan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. “Jangan pernah menyerah untuk meraih apa yang kalian cita-citakan. Syukuri apa yang ada, cintai prosesnya, dan terus semangat,” pesan Ryan.
Meski pernah mimpi bisa kuliah di UGM, Ryan justru pada akhirnya menekuni dunia musik dengan bermodal disiplin tinggi. Ia mengaku tidak mudah membangun band D’Masiv, semua dilalui karena ketekunan mengikuti berbagai kompetisi yang pada akhirnya membawanya keluar sebagai juara kompetisi band nasional dengan mengalahkan 3000 band pesaing, dan kemudian bisa bergabung dengan label ternama.
Iapun bersyukur karena band D’Masiv setelah 23 tahun masih bertahan. Memang tidak mudah, namun untuk menjaga stamina grup mereka selalu melakukan hal-hal yang sama yaitu mengulang kebiasaan baik yang telah lama mereka lakukan bersama. “Kami masih membiasakan untuk kumpul, makan-makan bareng, berdiskusi dan membangun mimpi. Adik-adik harusnya bersyukur karena kalian punya kesempatan untuk berkuliah. Yakinlah kalian bisa menjadi orang sukses. Kuncinya adalah mencintai apa yang kalian kerjakan, terus berpikir positif, dan lakukan manifesting, ucapkan hal-hal baik, karena apa yang kalian ucapkan adalah doa. Mudah-mudahan dari kalian nantinya bisa menemukan jenis-jenis tanaman yang baru,” imbuhnya.
Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D menyambut baik kehadiran Ryan D’Masiv. Menurutnya, motivasi dari Ryan memberi arti penting tentang nilai-nilai kegigihan dan rasa syukur dalam menempuh kehidupan, terutama untuk mahasiswa yang berkesempatan bersekolah di pendidikan tinggi. Perjalanan dan semangat Ryan, disebutnya bisa menjadi inspirasi para mahasiswa agar pantang menyerah, jujur, dan bertanggung jawab. “Ketekunan dan rasa syukur adalah pondasi untuk membangun masa depan. Kami berharap para Amarta Muda menjadikan kisah ini sebagai inspirasi untuk terus berkarya dan belajar dengan sepenuh hati, termasuk dalam memajukan sektor pertanian dan perikanan Indonesia,” ujar Dekan.
Penulis : Agung Nugroho