Wakil Kementerian Kesehatan (Wamenkes) Republik Indonesia, dr. Benyamin Paulus Ocatvianus, Sp.P, FISR bersama tim melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Sabtu (29/11). Dalam kunjungannya, Wamenkes RI melihat alat Radiografi Sinar-X Fluoresens Digital berupa Direct Digital Radiography (DDR) Madeena HF100B-MDN 5612 A/B. Alat radiografi digital, ini merupakan hasil produksi PT. Madeena Karya Indonesia bekerjasama dengan Fakultas MIPA UGM.
Wamenkes RI mengatakan kerja sama antara PT. Madeena Karya Indonesia dan Fakultas MIPA, ini berfokus pada pengembangan teknologi serta produksi alat imaging diagnostic dan skrining medis, khususnya alat radiologi, dan DDR Madeena sendiri merupakan alat radiografi yang dapat mendukung pelayanan skrining medis, medical check-up (MCU), layanan kedaruratan (ekstrimitas) dan diagnostik.
“Penelitian yang dilakukan oleh Guru Besar bidang Ilmu Fisika Citra, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada, Prof. Drs. Gede Bayu Suparta, M.S., Ph.D dan para mahasiswanya ini telah dilakukan selama lebih dari 30 tahun sejak tahun 1990. Jika di sini sudah dinyatakan oke, kita mulai dari 100 unit,” ujar Benyamin memberi pernyataan.
Sembari mengamati alat tersebut, Wamenkes kembali menandaskan pihaknya menunggu hasil kajian dari RSA UGM. Jika RSA UGM kemudian menyatakan alat ini layak, maka proses berikutnya dapat dilakukan produksi dan diuji cobakan kepada 100 puskemas.
Dr. dr. Ratna Dewi Puspita, M.Sc., dari Unit Penelitian Klinis RSA UGM menambahkan dari hasil peninjauan ini maka terlihat posisi alat DDR Madeena HF100B-MDN 5612 A/B untuk saat ini masih dalam tahap uji preklinis dengan menggunakan manekin (phantom). Menurutnya, peralatan radiografi tersebut masih memerlukan uji lanjutan sebelum siap digunakan kepada manusia.
“Jadi, kami menggunakan manekin atau boneka khusus yang menyerupai tubuh manusia. Alat ini kemudian digunakan untuk memfoto manekin itu, lalu kami menilai hasil gambarnya, mulai dari kejelasan, kualitas visual, hingga apakah hasil tersebut sudah bisa diinterpretasikan oleh dokter spesialis radiologi apa tidaknya. Semua itu harus dibuktikan dulu di tahap preklinis,” jelas Ratna Dewi Puspita.
Gede Bayu Suparta turut menjelaskan bahwa DDR Madeena HF100B-MDN 5612 A/B saat ini sudah masuk ke tahap TKT 9 (Tingkat Kesiapterapan Teknologi Level 9). Melalui kajian di RSA UGM, kata Bayu, jika sudah lulus maka bisa berlanjut ke TKT 9. “TKT 9 sama dengan manufacturing. Jadi tuntutannya manufacturing. Setelah dari sini, Menteri bisa pesan 100 unit, dan tahapan ini masuk ke level manufacturing. Tidak bisa lagi ke pengerajin. Tuntutannya sudag berbeda, harus ada verifikasi dan segala macam, sertifikasinya dan lain-lain lagi,” jelasnya.
Melalui kunjungan ini, Bayu berharap agar inovasi serta pengembangan peralatan medis, khususnya peralatan radiografi buatan anak bangsa dapat semakin maju dan pesat. Dengan teknologi ini diharapkan nantinya mampu melayani 280 juta masyarakat Indonesia melalui jaringan fasilitas kesehatan yang lebih merata. “Selama ini medical check-up hanya banyak diakses kalangan atas, kami berharap alat ini mampu mendobrak batas itu,” harapnya.
Penulis: Leony
Editor : Agung Nugroho
Foto: Dok.RSA UGM
