Taiwan Higher Education Fair 2018 diselenggarakan di University Club UGM pada Rabu (7/2).
Diikuti 20 perguruan tinggi negeri dan swasta, acara ini menjadi ajang bagi warga Yogyakarta untuk mendapat informasi mengenai beragam opsi program studi dan universitas yang bisa mereka tuju untuk studi lanjut.
“Pendidikan tinggi yang baik tidak hanya ada di Amerika dan Eropa. Sekarang pendidikan di Asia juga semakin berkembang dan Taiwan kini menjadi salah satu pusat perekonomian sekaligus pendidikan,” ujar Kepala Subdirektorat Kerja Sama Internasional UGM, I Made Andi Arsana, saat membuka pameran ini.
Andi mengatakan Taiwan adalah salah satu negara yang mampu bersaing dengan negara-negara barat melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kemajuan tersebut, perguruan tinggi Taiwan pun menawarkan banyak program studi yang sangat relevan dengan perkembangan zaman dan mampu membekali mahasiswa Indonesia dengan kompetensi yang diperlukan untuk membangun Indonesia.
Tidak hanya itu, salah satu nilai tambah dari Taiwan adalah lingkungannya ditandai dengan tingkat pembangunan yang pesat, sekaligus sarat dengan nilai budaya yang tinggi.
“Di jalan-jalan kita bisa melihat bagaimana kemajuan teknologi dan pembangunan di sana begitu pesat, tapi kita juga bisa merasakan nilai-nilai kebaikan dari warga di sana. Keputusan untuk melanjutkan studi di Taiwan bisa jadi salah satu keputusan terbaik,” imbuh Andi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Rini Lestari, perwakilan dari Taiwan Education Center Indonesia, yang bekerja sama dengan UGM dalam penyelenggaraan acara ini. Pendidikan di Taiwan, ujarnya, telah diakui sebagai salah satu yang terbaik di Asia.
“Lingkungan akademis yang sangat research-oriented dan fasilitas yang sophisticated menjadikan Taiwan sebagai salah satu negara tujuan yang populer di kalangan akademisi internasional,” ucapnya.
Ia menambahkan Taiwan sebenarnya membuka diri untuk mahasiswa international sekitar 15 tahun yang lalu. Namun, baru 4-5 tahun terakhir Internationalisasi berkembang dengan pesat. Hingga kini jumlah mahasiswa international di Taiwan berada di kisaran 40 ribu orang.
Dengan melanjutkan studi di Taiwan, para pelajar tidak hanya dibekali dengan ilmu dari program studi S1/S2/S3, melainkan juga bisa mengenal dan mendalami bahasa Mandarin. Di era globalisasi ini, bahasa Mandarin telah menjadi salah satu bahasa internasional yang dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam berbagai aktivitas di Indonesia.
“Oleh karena itu, hari ini menjadi kesempatan emas bagi Bapak Ibu orangtua, dan adik-adik sekalian mengingat kegiatan ini adalah pintu gerbang informasi akurat tentang kualitas pendidikan tinggi yang ada di Taiwan, dan diharapkan bisa menarik minat pelajar Indonesia untuk meneruskan pendidikan ke negeri Formosa,” jelas Rini.
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, yang turut hadir dalam acara ini juga mengutarakan bahwa Taiwan menawarkan program studi beserta beasiswa yang menarik bagi siswa dan mahasiswa di DIY. Ia pun mengapresiasi acara ini sebagai sarana untuk membuka wawasan para siswa akan berbagai perguruan tinggi berkualitas di Taiwan dan memacu mereka untuk meraih pendidikan yang terbaik.
“Dalam pameran ini tidak sekadar ditunjukkan perguruan tinggi yang ada, tetapi juga solusi untuk pembiayaan. Mudah-mudahan ini bisa menarik para siswa dan orang tua agar tidak takut melepas anaknya untuk berkuliah di Taiwan,” tutur Haryadi. (Humas UGM/Gloria)