Rektor UGM menandatangani nota kesepahaman kerja sama pengembangan tridarma perguruan tinggi di bidang teknologi perkeretaapian nasional antara UGM dengan empat mitra pada Rabu (28/3).
Keempat mitra tersebut adalah Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (MASKA), PT Industri Kereta Api (Persero), PT LEN Industri (Persero), dan PT Adhi Karya (Persero).
“UGM sangat mendukung pelaksanaan kerja sama ini yang memungkinkan terjadinya diseminasi dan pertukaran best practices yang dipunyai para peserta masing-masing, khususnya di bidang perkeretaapian,” ucap Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
Ruang lingkup kerja sama ini, jelas Panut, meliputi penyelenggaraan kuliah umum, seminar ilmiah, workshop, pameran, fasilitasi mahasiswa untuk magang/kerja praktik, fasilitasi dosen/peneliti untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, penyediaan tenaga ahli sebagai narasumber, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum dalam bidang perkeretaapian. Sektor ini, menurutnya, merupakan salah satu sektor yang strategis dan paling penting dalam pembangunan nasional.
“Kereta api telah menjadi salah satu transportasi yang paling penting di banyak negara maju. Saya harap Indonesia juga bisa mengembangkan ini sebagai salah satu sarana transportasi utama,” imbuh Panut.
Selain penandatanganan nota kesepahaman, dalam kesempatan yang sama juga diselenggarakan kuliah umum terkait prasarana transportasi ini yang menghadirkan pembicara dari Belanda, di antaranya Director of Railtrack safety Consultancy, John Echter, pemilik PeterSpoort, Peter Lagendijk, serta Leo Haring dari HLR Consultancy.
“Saya harap seminar ini bisa bermanfaat bagi kita dan bagi perkembangan Indonesia, melalui pengetahuan serta pengalaman yang dibagikan oleh para ahli kepada mahasiswa yang hadir saat ini,” kata Rektor UGM.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MASKA, Ir. Hermanto Dwiatmoko, M.STr., IPU., mengutarakan bahwa kerja sama ini turut membuka kesempatan bagi dosen serta mahasiswa UGM untuk melakukan penelitian di industri terkait, juga mendatangkan para pakar untuk memberikan kuliah umum di kampus. Karena itu, kerja sama ini ia harapkan akan dapat terlaksana dengan baik dan lancar, serta dapat memberikan kemanfaatan bagi semua pihak yang terlibat.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Indonesian Transportation Forum (ITF), Ir. Widoyoko, menyampaikan harapannya agar melalui nota kesepahaman serta seminar yang diadakan tersebut, para pakar bidang perkeretaapian yang telah memiliki segudang pelayanan dapat semakin berkontribusi terhadap pembangunan di Indonesia, khususnya untuk mendorong bangkitnya kereta api di Indonesia, melalui ilmu-ilmu yang dibagikan kepada generasi muda.
“Melalui seminar ini para mahasiswa bisa menambah wawasan dan juga pengalaman. Semoga nantinya bisa menjadi pemimpin yang baik,” kata Widyoko. (Humas UGM/Gloria)