Memperingati Dies Natalis ke-55 Fakultas Kehutanan UGM terus berupaya untuk meningkatkan perannya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai wujud kontribusi terhadap bangsa, termasuk mendorong terwujudnya kejayaan kehutanan Indonesia.
“Memasuki usia Fakultas Kehutanan ke-55 menjadi momentum untuk melakukan introspeksi dan evaluasi diri seberapa besar peran kita dalam pengembangan Iptek sebagai bentuk kontribusi terhadap keberlangsungan kehidupan bangsa dan bertanah air,” kata Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Budiadi, Jumat (26/10) di kampus setempat.
Saat menyampaikan Laporan Tahunan Fakultas Kehutanan UGM 2018 pada kegiatan puncak peringatan dies natalis, Budiadi menyampaikan dalam dua tahun ini pihaknya mengelola berbagai kegiatan sebagai wujud dari refleksi atas keterlanjuran-keterlanjuran yang terjadi di banyak sektor, termasuk kehutanan. Salah satunya adalah mengelola Hutan Getas menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (LHDTK) Diklat UGM.
Budiadi menyebutkan hutan Getas merupakan salah satu bukti keterlanjuran yang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun yang menempatkan masyarakat sebagai pihak yang terpisah dari sumber daya hutan. Kondisi ini menghasilkan hubungan timbal balik yang tidak setara. Oleh sebab itu, dengan menjadikan kawasan hutan sebagai bagian dari ekosistem desa diharapkan manfaat terbesar dari sumber daya hutan dapat dinikmati masyarakat hutan dan desa hutan.
Berikutnya, dengan mengajukan usulan strategi Jangka Benah sebagai solusi untuk mengatasi polemik kebun sawit di kawasan hutan. Jangka Benah menyasar sawit yang dikelola masyarakat di dalam kawasan hutan yang diterapkan secara gradual dalam dua periode. Periode pertama menjadikan kebun sawit monokultur menjadi kebun campuran/agroforestri dan periode kedua menjadikan kawasan tersebut kembali menjadi ekosistem hutan alam.
Budiadi menambahkan pihaknya juga terus berusaha terlibat aktif dalam dialog tentang perubahan UU Kehutanan No. 41/1999 dan UU No.5/1990. UGM mendorong tegas untuk disusunnya UU Kehutanan baru yang secara komperehensif mampu menjawab berbagai persoalan dan dinamika yang berkembang.
Tak hanya itu, pihaknya juga turut berdialog aktif terkait redesain kawasan hutan Indoensia. Fakultas Kehutanan mengajukan usulan kesejahteraan sosial dimasukkan dalam pertimbangan utama untuk redesain tersebut. Hal ini sejalan dengan semangat keadilan sosial bagis seluruh lapisan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Budiadi turut menyampaikan bahwa Fakultas Kehutanan telah melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan peran dalam mewujudkan kejayaan kehutanan Indonesia. Dalam bidang pendidikan dengan menawarkan terobosan kurikulum baru untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan pengelolaan sumber daya hutan secara lestari.
“Kami membangun kurikulum baru 2018 pada Prodi S1 Kehutanan yang telah menerapkan standar KKNI dan pembelajaran berbasis luaran yang memiliki mutu dan capaian terukur, dapat mengantisipasi perkembangan Iptek, serta bisa diperbaharui secara berkelanjutan,”paparnya.
Hal serupa juga diterapkan pada program studi magister. Sementara pada program studi doktoral, saat ini tengah dilakukan redesain kurikulum untuk disesuaikan dengan KKNI dan pembelajaran berbasis luaran.
Selanjutnya dalam bidang penelitian, pihaknya juga terus mendorong para dosennya untuk meningkatkan penelitian dan publikasi akademik. Budiadi mengungkapkan pada tahun ini terdapat peningkatan partisipasi dosen dalam upaya publikasi di jurnal bereputasi internasional. Hal tersebut tidak lepas dari upaya pendampingan yang dilakukan fakultas yang berhasil melahirkan 80 naskah publikasi.
“Dari 80 publikasi tersebut, 18 naskah siap untuk dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi dan 62 naskah lainnya ditargetkan dipulikasikan di jurnal internasional bereputasi,” katanya.
Usai pemaparan laporan tahunan Dekan Fakultas Kehutanan UGM, disampaikan pidato dies natalis oleh Sekretaris Badan Restorasi Gambut, Ir. Hartono, M.Sc. Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan pidato berjudul Transformasi Keunggulan Sektor Kehutanan.(Humas UGM/Ika)