Himpunan Mahasiswa Pascasarjana menyelenggarakan Seminar Nasional Kesehatan pada Sabtu (29/9) di Auditorium Gedung Sekolah Pascasarjana UGM. Topik yang diangkat adalah “Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Stroke dengan Penanganan Komprehensif Antar Profesi Strategi Pencapaian SDGs”. Seminar ini dihadiri oleh akademisi Yogyakarta yang fokus di bidang medis.
Pandu Dwi Panular selaku Ketua Panitia menyatakan latar belakang topik ini diangkat karena melihat penderita stroke tidak hanya bisa ditangani oleh salah satu profesi saja. “Mereka memerlukan kerja sama rumpun disiplin ilmu agar penyakitnya bisa benar-benar sembuh,” ungkapnya.
Menurut Pandu, hal itu disebabkan banyaknya aspek yang perlu diperhatikan untuk menangani penderita stroke, seperti promotif, preventif, rehabilitasi, dan lainnya. Dengan demikian, bidang yang diperlukan tidak hanya dari kedokteran saja, bahkan profesi di luar medis juga diperlukan.
Permasalah yang diangkat HMP ini sejalan dengan salah satu poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni poin ketiga. Poin tersebut adalah, “ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages.”
Zaidan Zikri Malam, Ketua HMP, berpendapat bahwa kesehatan dalam pandangan PBB merupakan salah satu yang terpenting. Hal itu dengan melihat penempatan poin tersebut pada posisi tiga dari tujuh belas poin yang ada.
Oleh karena itu, menurut Zaidan, seminar ini mengelaborasikan permasalahan stroke dengan SDGs. “Program ini untuk menjadi wadah untuk memitigasi sebelum terjadi stroke. Selain itu, kita juga berupaya untuk membangun kolaborasi antar profesi melalui ini sehingga menjadi kekuatan besar untuk penanganan stroke,” ujarnya.
Agus Hartono, S.E., M.Ec.Dev., Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM, mengakui permasalahan ini penting untuk diangkat. Ia menceritakan pengalamannya merawat kakak dan orang tuanya dulu yang pernah mengalami stroke.
“Emosi penderita stroke lebih tidak stabil, suka naik turun dibanding mereka yang tidak. Saya setuju jika ditangani antar profesi sehingga proses penyembuhannya mungkin akan semakin cepat,” ungkapnya.
Ia berharap dengan seminar ini akan membuat penanganan untuk penderita stroke lebih baik ke depannya. “Untuk yang hadir disini, ilmu yang didapat nanti bisa dibagikan, minimal kepada keluarganya, lebih lagi untuk lingkungan sekitarnya,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)