Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG (K), Ph.D., membuka rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-73 UGM di halaman Balairung, Jumat (23/9). Pembukaan Dies ini ditandai dengan pelepasan 73 ekor burung perkutut dan pemukulan gong menandai dimulainya gerakan pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) di lingkungan kampus UGM bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional.
Dies UGM tahun ini diselenggarakan oleh Agrokompleks dengan mengambil tema Pangan Berdaulat Bangsa Bermartabat. Tema ini dipilih berdasarkan peran vital dan strategis pangan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini UGM berkomitmen untuk berkontribusi dalam mengatasi persoalan krisis pangan global yang menjadi perhatian negara-negara hampir di seluruh dunia.
Rektor UGM mengatakan ketersediaan komoditas pangan merupakan salah satu tantangan mendasar yang dihadapi oleh banyak negara bahkan bisa memengaruhi dinamika politik secara keseluruhan. Oleh karena itu, sektor pertanian menjadi salah satu unsur penopang yang memegang peran sangat penting dalam pemenuhan komoditas pangan tersebut. Menurutnya bangsa Indonesia kini menghadapi beberapa isu penting di bidang pertanian di tengah dilema antara pemenuhan kebutuhan pangan dan ketercukupan serta persaingan penggunaan lahan pertanian produktif untuk orientasi pembangunan. “Lahan pertanian kita semakin menipis dengan adanya perubahan fungsi lahan produktif. Diperkirakan 100 ribu hektare lahan pertanian telah menjadi lahan non produktif dan diprediksi tahun 2056 lahan pertanian kita akan habis,” katanya.
Selain itu, dampak negatif revolusi hijau terhadap lingkungan menimbulkan degradasi kualitas tanah akibat praktik pertanian yang kurang memperhatikan aspek konservasi lahan dan penggunaan bahan bahan agrokimia berlebihan.“Kondisi ini semakin menunjukkan krisis dengan adanya perubahan iklim yang mengakselerasi degradasi tanah yang meningkatkan potensi bencana kekeringan,” ungkapnya.
Berbagai persoalan di bidang pertanian ini menurutnya perlu menjadi perhatian bersama jika ingin mewujudkan kedaulatan pangan. Sebab, pemenuhan pangan harus dilakukan dari tingkat hulu dan hilir dimana bahan pangan masyarakat ke semuanya berasal dari hasil produksi sendiri. “Bukan ketergantungan dari impor,” jelasnya.
Universitas Gadjah Mada, kata Rektor, tidak tinggal diam dan berperan dalam pembangunan pertanian untuk pemenuhan pangan melalui peran lulusan yang berkualitas, pengembangan inovasi dan kajian penelitian serta sumbangan pemikiran yang menopang kebijakan kedaulatan pangan.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-73 UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., menuturkan beberapa agenda kegiatan rangkaian Dies Natalis akan dimulai sejak 23 September hingga pada puncak Dies Natalis UGM pada 19 Desember mendatang. Ia menyebutkan pembukaan Dies UGM kali ini dilakukan secara bersamaan dengan penandatangan nota kesepaham bersama antara UGM dengan Badan Pangan Nasional yang selanjutnya diikuti dengan pencanangan pangan beragam bergizi seimbang Goes to Campus.
Selanjutnya kegiatan dies meliputi kegiatan pengabdian dan pelatihan strategi beternak bebas penyakit mulut dan kuku, UGM International Trail Run di hutan Wanagama pada 16 Oktober mendatang, penanaman pohon dan sosialisasi pengelolaan sampah, pemeriksaan kesehatan deteksi dini penyakit diabetes mellitus, seminar SDGs soal pangan, penghargaan Insan Berprestasi, berbagai perlombaan dan pertandingan Olah Raga, Jalan Sehat Korpagama, Kegiatan DWP UGM meliputi bakti sosial, anjangsana dan ziarah ke pendiri UGM. Selanjutnya dimeriahkan dengan lomba memancing, Gowes UGM, Pagelaran Wayang Kulit, Anugerah HB IX, Nitilaku, dan malam orasi penerima Anugerah HB IX.
Pembukaan Dies kali ini diikuti ribuan peserta yang terdiri dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dimeriahkan dengan senam pagi bersama, hiburan musik dan pembagian doorprize. Di sela acara, dilangsungkan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara Rektor UGM, Prof Ova Emilia, dengan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi. Selanjutnya penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Dekan FTP UGM, Prof Eni Harmayani, dengan Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional, Dr. Andriko Noto Susanto.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto