Proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010-2035 menunjukkan tren yang terus meningkat secara signifikan. Dari jumlah populasi penduduk sebanyak 238.5 juta di tahun 2010, dalam waktu 25 tahun penduduk Indonesia akan meningkat hingga mencapai 305,7 juta penduduk.
“Melalui berbagai metode yang kami gunakan, proyeksi penduduk Indonesia akan mencapai 305,7 juta dalam 25 tahun, atau bertambah sekitar 2,9 juta per tahun,” ujar Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pusat Statistik RI, Drs. Razali Ritonga, M.A., saat memberikan kuliah umum di Fakultas Geografi UGM, Selasa (22/8).
Razali menuturkan, angka pertumbuhan ini jauh lebih besar dibandingkan angka pertumbuhan penduduk dunia, dan memberikan tantangan tersendiri bagi pembangunan negara di masa depan. Meski demikian, laju pertumbuhan yang demikian juga mengandung peluang yang dapat dimanfaatkan.
“Tantangannya adalah bagaimana bisa memenuhi kebutuhan dasar dengan jumlah penduduk yang banyak. Tapi ini juga peluang mengingat kebanyakan penduduk berada pada usia produktif,” imbuhnya.
Untuk merencanakan pembangunan yang sesuai dengan kondisi demografi penduduk, jelas Razali, pemerintah daerah perlu memiliki pemahaman mengenai kependudukan serta data-data terkait. Informasi kependudukan seperti struktur umur penduduk, angka kelahiran total, serta angka harapan hidup penduduk, menurutnya, dapat menunjang perencanaan dan pembangunan di masa mendatang baik di tingkat nasional maupun provinsi.
“Pemda harus paham soal kependudukan. Desentralisasi harus diikuti dengan pemahaman mengenai isu-isu kependudukan,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan pula oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Geografi, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, S.Si., M.T., M.Sc. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa bonus demografi memiliki potensi yang besar yang harus diolah secara bijak dengan kebijakan yang tepat.
Kajian mengenai kependudukan atau demografi, menurutnya, juga turut berpengaruh terhadap bidang lain termasuk dalam ilmu geografi untuk menghasilkan kajian yang lebih luas serta komprehensif yang dapat digunakan untuk mendukung program-program pembangunan.
“Kajian ilmu demografi digunakan dalam berbagai aspek keilmuan geografi. Dengan semakin banyaknya lulusan ahli geografi yang juga memahami demografi, maka makin banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan Indonesia,” jelas Dyah. (Humas UGM/Gloria)