Acanthaster planci merupakan organisme di daerah terumbu karang yang keberadaannya sangat penting untuk menjaga keseimbangan populasi karang. Namun, jumlah populasi A. planci yang terlampau besar dapat menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, karena koral menjadi makanan utama organisme ini. Karena itu, menurut M. Janib Achmad, perlu dilakukan kontrol penanggulangan yang efektif untuk peledakan populasi A. planci. Namun, biaya untuk menanggulangi populasi A. planci cukup besar.
“Salah satu alternatif yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan nilai tambah secara ekonomis dari bintang laut ini, sehingga biaya kontrolnya dapat diminimalkan. Peningkatan nilai tambah yang dapat dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan bioaktif yang dikandung oleh bintang laut ini,” ujarnya saat mengikuti ujian terbuka program doktor ilmu pertanian, Senin (7/12).
Dalam disertasinya yang berjudul ‘Isolasi dan Karakterisasi Struktur Kimia Senyawa Imunomodulator dari Bintang Laut (Acanthaster planci)’, Janib meneliti peranan senyawa aktif yang bertanggung jawab sebagai imunomodulator dari A. planci. Dari hasil penelitiannya, ia memaparkan bahwa salah satu senyawa metabolit sekunder dari A. planci memiliki potensi penting dalam bidang kesehatan dan farmakologi.
Senyawa imunomodulator yang ditemukan dalam A. planci dapat mempertahankan dan mengembalikan keseimbangan sistem imun sehingga sangat potensial dikembangkan sebagai agen yang dapat digunakan dalam mengatasi masuknya mikroorganisme penyebab infeksi. Karena itu, pemanfaatan organisme ini sangat penting, baik untuk pelestarian terumbu karang maupun untuk manfaat kesehatan.
“Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya kelautan sebagai potensi ekonomi yang dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan dan akuakultur,” jelasnya. (Humas UGM/Gloria)