YOGYAKARTA – Kepala Kelompok Peneliti Dinas Hidro Oseanografi TNI AL, Kolonel Laut (KH) Drs. Haris Djoko Nugroho, M.Si mengatakan pemerintah dalam waktu dekat akan membentuk tim nasional untuk melakukan pendataan kembali jumlah pulau di Indonesia. Data menyebutkan bahwa jumlah pulau yang semula berjumlah 17.508 saat ini berkurang 17.499 karena alasan politis, yuridis, dan alam. “Timnas PRN (Pembakuan Nama Rupabumi) melaksanakan survei dan mendapatkan jumlah 13.466 yang sudah dibakukan dan terdapat 3.000 sampai dengan 4.000 data yang belum diverifikasi,” kata Haris dalam seminar nasional pengelolaan pesisir dan daerah aliran sungai di gedung university club, Kamis (10/4). Seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Geografi UGM ini juga menghadirkan Ketua Umum Ikatan Geografi Indonesia Prof. Dr. Hartono dan Guru Besar Fakultas Geografi UGM Prof. Dr. Sudarmadji.
Haris mengatakan survei terakhir yang dilakukan pemerintah terkait pendataan pulau-pulau dilakukan pada 2008 hingga 2010. Hingga sampai saat ini belum dilakukan pendataan ulang. Meski disinyalir bekurang, namun Haris berharap pulau-pulau yang kembali didata tersebut bisa mendekati angka 17 ribu.
Meski demikian, Haris memastikan tidak ada lagi pulau yang akan diambil alih oleh negara tetangga seperti kasus hilangnya Sipadan dan Ligitan. Masih menurut Haris, keberadaan pulau-pulau di seluruh Indonesia saat ini dari sisi aspek legal formal telah diakui oleh hukum nasional dan internasional. “Tidak akan ada lagi yang hilang karena pulau-pulau ini memiliki kekuatan hukum yang kuat bahkan lengkap dengan titik kordinatnya. Kalo pun hilang, saya melihatnya dari sisi pengelolaan (oleh asing), kalau untuk pulau dan batas tidak akan hilang,” ujarnya.
Dari belasan ribu pulau yang ada, Prof Hartono menyebutkan sekitar 8000 pulau yang belum diberi nama. Ketua Umum Ikatan Geografi Indonesia ini menambahkan, pulau-pulau kecil di Indonesia memang bisa terancam hilang akibat dampak pemanasan global yang menyebabkan kenaikan muka air laut. “Ada ancaman pada pulau-pulau kecil karena perubahan iklim dan aktifitas manusia melalui pencemaran dan perusakan ekosistem,” katanya.
Hartono mengatakan pulau–pulau kecil di Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang bernilai tinggi, bahkan menjadi lokasi tumbuhnya terumbu karang, padanglamun dan hutan magrove. “Pengelolaan pulau-pulau kecil ini masih belum optimal karena adanya keterbatasan data dan informasi geospasial, teknologi kelautan, SDM yang terlatih dan modal,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)