Sebanyak 50 orang alumnus Fakultas Psikologi angkatan 1983 menulis buku tentang pengalaman mereka menekuni pekerjaan yang berkaitan dengan bidang ilmu psikologi. Buku setebal 536 halaman ini menceritakan soal perkembangan ilmu psikologi berdasarkan perspektif dan pengalaman masing-masing.
Buku yang berjudul Jejak Delapan Tiga: Perjalanan Hidup Satu Angkatan Psikologi UGM ini memberikan perspektif unik karena yang menulis adalah mereka yang masuk kuliah di tahun 1983. Ketika itu di Indonesia hanya ada tiga universitas negeri yang memiliki Fakultas Psikologi yaitu Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran dan UGM. Di tahun tersebut Universitas Airlangga Surabaya juga membuka program studi Psikologi, namun masih sebagai bagian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Sampai saat ini, ilmu psikologi di Indonesia sudah pesat dengan adanya 128 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Djamaludin Ancok, menyampaikan apresiasi ditulisnya buku soal psikologi dari perspektif pemikiran dan pengalaman para alumni. Bagi Ancok, ilmu psikologi merupakan bidang ilmu yang bersinggungan hampir di setiap bidang pekerjaan. Ia mencontohkan pengalamannya yang juga diminta mengajar program MBA baik di dalam dan luar negeri. “Saya itu diminta mengajar soal kepemimpinan, perubahan organisasi, psikologi konsumen hingga soal pelatihan di perusahaan,”kata Ancok dalam acara peluncuruan dan diskusi buku tersebut secara virtual, Jumat (4/12).
Menurutnya, para alumni dan pekerja yang bersinggungan dengan dunia psikologi tidak ada salahnya untuk belajar dengan bidang ilmu lain yang menurutnya sangat erat kaitannya dengan psikologi. “Sebab, perilaku manusia itu terkait dengan psikologi,”paparnya.
Sementara Guru Besar FKKMK, Prof. Yayi Suryo, yang juga salah satu angkatan 1983 yang menjadi salah satu penulis dalam buku tersebut mengungkapkan bidang pekerjaan yang ditekuninya sekarang lebih banyak ke bidang kedokteran, namun kegiatan promosi kesehatan dan perilaku hidup sehat seperti kampanye berhenti merokok menurutnya sangat erat dengan urusan konseling dan konsultasi. “Promosi kesehatan sangat bermanfaat untuk memahami perilaku masyarakat,”katanya.
Selain itu, kata Yayi, tenaga keperawatan sepengetahuan pengamatannya justru lebih banyak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bidang psikologi seperti melakukan relaksasi dan mindfulness. “Ini tantangan bagi kita belajar ilmu lain dan terbuka dengan masukan bahwa ilmu psikologi berbarengan dengan industri dan kesehatan,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson